Monday, January 30, 2006

pests update!

Yeah! Glory to God, racun tikus 15 ribu-an yang gw beli di pinggir jalan berhasil melumpuhkan empat tikus! Dua di antaranya tergolek tak berdaya dan gw [secara Fear Factor] berhasil membuangnya. Dua lagi bokap gw yang buang. Dan ever since, I’ve never seen even a rat in my tiny lovely crib! Yeah! You stupid rats don’t know who you were facing!

Tapi masalah baru muncul. Anak-anaknya Papa Roach, alias kecoak, bertebaran di kamar mandi gw! Bayangkan, kamar mandi gw! Tempat darimana ketampanan gw berasal! Tempat di mana gw melepaskan hasrat gw tiap pagi! [jangan ngeres, maksudnya poop]. Tempat gw bolak-balik buang kencing gw sebagai efek samping minum kopi!
Sabtu malam lalu gw dapetin 6-7 kecoak berkongkow-ria di pojok kamar mandi.

Mungkinkah dienyahkannya tikus-tikus dari rumah gw menggeser rantai makanan sehingga si coklat-berantena ini merajalela di rumah? Entahlah. Yang jelas bendera peperangan segera dikibarkan, dan nafsu membunuh mulai dikobarkan!
Dengan kilatan kekejaman di mata berbentuk almond gw, dan bersenjatakan sikat WC di tangan dan sandal jepit di kaki, gw mulai pembantaian besar-besaran. Sabet sana sabet sini, injek sana injek sini, sekitar 7 kecoak berhasil gw lumpuhkan kurang dari semenit! Kecoak-kecoak mati terkapar dan mengakui kemenangan musuh tampan mereka.
Nyanyian kemenangan berkumandang….

Gw masuk lagi ke ruang tengah, dan lanjutin terjemahin buku teks psikiatri sambil nonton salah satu manusia terjujur di dunia, Simon Cowell, membabat habis Idol-wanna-bes.

Jam 1 pagi, time to go bed! Ritual mengakhiri hari pun dijalankan: gosok gigi bersama Oral B dan Close Up. Eits! Gw terpana melihat bangkai-bangkai kecoak yang seharusnya bertebaran di lantai kamar mandi, tinggal setengahnya! Empat kecoak, entah bagaimana, raib tanpa bekas.
Otak cerdas gw mulai mencetuskan beberapa hipotesis:
1. Produser Fear Factor Indonesia sempet menyelinap masuk rumah gw dan ngambil bangkai-bangkai kecoak untuk tantangan episode minggu depan, a blender of roaches, leeches and cod-liver oil smoothie.
2. Kecoak punya ilmu melenyapkan diri. Mungkin setaun kemaren mereka habiskan dengan menuntut ilmu ninja di Jepang.
3. Ada predator kecoak di rumah gw. Bisa jadi cicak. Ato gerombolan semut. Tapi ide kedua kurang masuk akal. Emang semut-semut punya forklift, bisa pindahin kecoa sedemikian cepatnya?
4. The last thing on my mind, and is the most rational: roaches are great actors! Mereka berhasil menipu gw dengan berpura-pura mati ato cuma pingsan. Dan sementara gw berpesta pora singing songs of victory, mereka bangkit dari alam maut dan mencari tempat persembunyian yang lebih aman. You tricky liars! Bedebah kalian! Next time, kalo kita bertarung lagi, I’ll make sure that you’re crushed to death, seancur-ancurnya! Akan gw buktiin bahwa gw-lah yang layak menduduki tingkatan teratas rantai makanan di rumah gw!

Ingatan mulai berputar ke dua minggu lalu, saat petugas dari Dinkes melakukan fogging nyamuk demam berdarah di kawasan rumah gw. Sejak itulah kecoak mulai merajalela di kamar mandi. Hmmm…
Ingatan terus berputar mundur ke beberapa tahun lalu, waktu masih tinggal di Perumahan Ambarketawang Indah, sepupu gw tuangin racun ke saluran pembuangan air dan esoknya hundreds of roaches and baby-roaches tergeletak tak bernyawa di sekitar saluran pembuangan. Hm… Musti sms Mas-ku nih, nanyain di mana beli racun waktu itu.

Teman Tapi Mangkir


Salah satu keuntungan jadi mahasiswa adalah: harus bayar SPP. Lho kok?
Iya, soalnya alasan ‘mau bayar SPP’ cukup masuk akal buat temen2 gw kasih gw ijin balik dari Gamping ke Jogja. Yeah!
Akhirnya gw balik Jogja naek motor berdua temen gw, Miss 58-kilogram-tapi-sok-imut.
Setelah beresin urusan duit di Bank Niaga cabang Balairung, kami berdua cari tempat buat fotokopi kuitansi yang jadi syarat nge-cap-in Gama Card. Secara satu-satunya fotokopian yang tercakup lapang pandang gw cuma di Kokelgam, masuklah kami ke sana. Sambil nunggu antre fotokopi, berburu minuman instant dulu buat amunisi di Gamping.
Dan ujug-ujug HP temen gw bunyi.
“Halo? Aku di Kokelgam Balairung, blah-blah-blah…”, dia ngobrol, tetep dengan gaya sok imut.
Telepon ditutup, ngadep ke gw dan langsung nyengir kuda. [Eh salah, nyengir babi, secara dia lebih mirip babi daripada kuda]
Trus dengan tatapan mommy-i-want-that-lollypop dia bilang “Shak, sori ya…temenku baru aja dateng. Dia mau jemput di sini trus traktir aku di Dixie…”
“Trus?”
“Ya..kamu balik sendiri ke Gamping”
“Trus?”
“Ya…helmnya takbawa aja. Aku dijemput pake motor kok.”
“Trus?”
“Nih, takbeliin KitKat wis..”
Huh! Ku terdiam tak berkata-kata sambil meluncurkan tatapan ‘who-needs-your-KitKat?’, dan melengos pergi. Dia merajuk dan langsung naruh KitKat putih [yang belum dibayar] ke telapak tangan gw.
Timbang punya timbang..ya wis lah. Dasar TTM! Teman Tapi Mangkir! Tapi ra papa, entuk KitKat…
Dari Balairung, the long journey continued ke Gelanggang dan temuin TTTM [Teman-teman Tapi Mesra] gw, yang ngajakin gw karaoke! Yeah! Gw segera telpon anak-anak di Gamping, kalo bakal pulang telat karena ada urusan di rumah, dan surprise surprise, dengan mudahnya gw diijinin. NAV Karaoke House, your king of mic’s coming!!
Sampai laporan ini diturunkan, belum ada temen2 gw di Gamping yang tau kalo sebenernya waktu itu gw karaoke-an. Hmm…berarti sebenernya gw Teman Tapi Mangkir juga…

Tuesday, January 24, 2006

korban para Punjabi


Salah satu bukti bahwa the Punjabis dan sinetron-sinetron mereka berhasil meracuni masyarakat desa adalah dengan ditemukannya nama-nama balita desa yang berbau ibukota. Waktu posyandu gw nemuin anak-anak dengan nama Cindy, Eric, Dalvin dan Belinda, padahal nama ortunya Samirah, Ngatiyem, Sri dan Slamet.
Hm…kalo gitu enaknya kasih nama anak siapa ya? Back to basic aja kali: Tugino, Tukirah, Sumiyem, atau Paijo. Sounds cool…

If only I had four eyes and two TVs


If only I had four eyes and two TVs, my Sunday would have been much brighter. Hari yang begitu melelahkan....
Day started at 6 as I went church til 8, langsung berangkat ke Gamping buat ikut Posyandu. I was so amused to see sooo many babies and toddlers. Naluri pedofilia perlahan muncul, dan bias terlampiaskan dengan menggendong mereka naik ke timbangan. Puasss…

Makan siang, bobok bentar, penyuluhan lagi ampe jam 6 lebih…
It rained so hard when I wheeled my way back home. Terima kasih kepada Papa yang berbaik hati membelikanku jas hujan yang cukup tebal buat nahan air. You’re the world’s #1 Dad! [halah halah..]


Gw sempet mampir ama anak2 di Mie Ayam Pak Kliwon, salah satu tempat makan yang paling sering gw kunjungin dalam hidup gw. Mie-nya was great as always, but then when it was time to pay it up, I couldn’t find my wallet in my black-bootcut-jeans’-pocket! Gosh… I must have left it on the desk. I felt so dumb, secara beberapa hari sebelumnya gw sempet ngerjain abis temen gw yang dompetnya jatuh di karpet ampe dia hampir nangis. And when it happened to me, I started asking, was it a karma?
Thanks to my black bear-sized friend, yang menawarkan diri balik ke Gamping dan ambil dompetnya. Tapi harus anter beberapa temen dulu.

Akhirnya, balik lagi ke Gamping, no longer rained. Dan akhirnya nyampe rumah nearly at 9, and was exhausted to death that I had to take my 3rd shower of the day to get refreshed.
Abisnya…nonton Bone Collector! Gw baru tau kalo it was based on the novel by Jeffery Deaver, one of my favorite writers. Tapi aksi si cantik Angelina Jolie terpaksa terhenti jam 10:15 karena dengan bodohnya gw tertidur di depan TV. Duh…

But eventually luck was on my side, secara gw terjaga jam 11:30 dan langsung aware bahwa 2 great shows were running on TV!
Pertama: the first episode of American Idol-Season 5 on RCTI. You know, Idol-idolan have always been my favorite. Episode-episode awal Idol have always been much entertaining, secara gak hanya nampilin Idol-worth-singers, tapi juga Idol-wanna-bes yang ancur total. So it was a better-don’t-miss-it show.
Kedua: Robbie Williams – Live Concert in Berlin on Indosiar. Setelah John Legend dan Jamie Cullum dengan piano-piano mereka, it’s Robbie and his mic that has stolen my heart. Dan gw bahagia karena ternyata konser di Berlin ini belum lama-lama banget, secara Robbie nyanyiin lagu2 dari album terbarunya Intensive Care, one of the most-played albums currently on my computer. Beside the songs and the contemplative lyrics, yang mempesona gw adalah aksi panggungnya yang nakal. [sayup-sayup terdengar iklan Opini: ‘Nakal…nakal banget sih!’] The way he sing and walk and dance sangat tidak lazim untuk penyanyi-penyanyi pria kelas dunia, yang rata-rata mengandalkan tampang dan selalu ja-im. Pake ngerokok pula pas nyanyi Make Me Pure. Ke-apa-adanya-an Robbie-lah yang bikin gw takjub. So I categorized the show watch-that-or-be-flat.

Dan karena gw bingung mau nonton yang mana, jari-jari gw terpaksa bekerja ekstra aktif switching channels selama kedua acara berlangsung. [thanks to the remote control, yang lenyap entah kemana]. And at the end, my Sunday was half-bright cos it could have been better kalo gw bisa nonton dua-duanya.
RCTI dan Indosiar, lain kali janjian donk kalo mo nayangin yang keren-keren. Biar gak tabrakan jam-nya…
[RCTI dan Indosiar menjawab: justru itu yang harus kami lakukan untuk bertahan! Berebut kue iklan nih…]
Ishak membalas: cari iklan kok Survivor 3-nya ditaruh jam 12 malem? Kira-kira dikit donk....

Thursday, January 19, 2006

fate will lead you back



Fate has lead me back to Jogja! I should've posted this few days ago. Tapi masih harus ngumpulin akal dan emosi buat nulisnya. Agak2 susah buat ceritain ini, but I think I should write this down though.


Kisahnya diawali hari Kamis lalu, tatkala gw dan temen2 lg kerjain tabulasi data penelitian di Gamping.
Dengan beralaskan tikar dan beratapkan genteng, kerjaan berlangsung seru hingga akhirnya pintu rumah digedor-gedor tetangga yang kasih kabar kalo Pak Mujiman [bapak semang kami] jatuh tak sadarkan diri waktu layatan di kampung sebelah, dan udah dibawa ke RS PK-tuuut-. Sepenjuru rumah langsung heboh! Gw bangunin temen gw yang lagi terkapar molor di kamar. Berangkatlah kami berdua ke RS. Dia dengan celana pendek, kaus tidur dan muka kucel, sementara gw tampil ganteng mempesona dengan muka segar dan aura terpancar. Kan gw gak lagi bobok siang.

Oke, petualangan berlanjut menempuh hutan dan belantara, sampai di RSnya Jl Ahmad Dahlan, dan ternyata Bapak belum nyampe! Wah! Kami coba hubungi RS Ludi-tuuut- Husa-tuuut, eh ada! Begitu nyampe sana, kami buru-buru ke UGD. Eh, dokternya kakak kelas gw. [Penting ya?]. Dia mendiagnosis Bapak dengan penurunan kesadaran, hemiparese dextra dan afasia motorik [apapun itu tadi] karena stroke hemoragik. Tapi karena mereka gak punya CT Scan, which is sangat penting buat tentuin diagnosis dan terapi, dirujuklah Bapak ke RS lain. Secara RS Pan-tuuut- Rap-tuuut lagi penuh, keluarga putusin ke RS Be-tuuut-da. Oke, cabut!

Udah sampe di Be-tuut-da, beresin semuanya dan Bapak udah masuk Bangsal, Kesempatan! Pulang dulu, mandi-mandi dulu di my tiny-yet-homey kontrakan di Jalan Magelang…
Gw pulang dan segera menjerang air buat mandi, secara my worn out body needs a little relaxing. Secara di rumah sendirian, gw berkeliaran dalam rumah hanya dengan pakaian dalam, sambil siapin barang2 yang bakal dibawa balik ke Gamping.

Balik ke Gamping, dan harus urusin segala sesuatunya sendiri, secara keluarga Bapak repot di RS mulu. Stupidly, i was not at all worried about him, secara i've seen many stroke patients in worse conditions yet they survived.

Dua hari berlalu seperti biasa, sampe akhirnya Minggu jam 2:30 pagi, ringtone gw menyentakkan gw dari tidur di depan computer.
“Shak, barusan Mbak Titik telpon, Bapak baru aja meninggal.”
Jedher! How could this happened this fast? Belum juga 2 minggu kami kenal Bapak, and we haven’t had much time talking.

Besok paginya kami layat, trus sorenya ikut pemakaman.
Pemakamannya rame banget, [pamong desa gitu lhow]. Pake upacara pemakaman bersama sepasukan hansip berseragam hijau.
Dan udah jadi adat di Jawa kalo selama seminggu setelah meninggalnya seseorang, diadain tahlilan di rumahnya. Trus, karena keluarga Bapak pada pulang, gak muatlah kamar-kamar di rumah menampung semuanya.
Secara kami adalah anak-anak yang tahu diri [kecuali untuk urusan makan], kami berinisiatif minta ijin ke dosen pembimbing buat nginep di Jogja aja seminggu ini, biar kamar kami bisa dipake keluarga. Abis diijinin pak dosen, kami pamitan ama Ibu. Dengan berat hati dia ijinin kami balik.

Ada enaknya juga sih, bisa balik ke rumah, menggauli computer, gak perlu antre mandi, dan dekat peradaban abad 21.
But I guess things won’t be the same again, secara rumah Gamping bakal sepi banget tanpa Bapak. Yeah, let’s just pray things will be alright. Masih 3 minggu lagi kami harus di sana.
Buat Bapak Mujiman. Terima kasih buat semuanya Pak, you’ve been really helpful. Fate has lead you back to where you belong.

Monday, January 16, 2006

feels so empty


So the FCC won't let me be
Or let me be me so let me see
They tried to shut me down on MTV
But it feels so empty without me
[Eminem-Without Me/The EMinem Show]

MTV feels so empty without Eminem
My TV feels so empty without MTV
My life feels so empty without my TV

Salah satu benda yang pertama kali gw sentuh begitu masuk rumah [setelah lepas helm dan sepatu tentu saja] adalah saklar TV.
Dan Sabtu siang kemaren gw dikejutkan kenyataan bahwa Digitec Sumo gw gak mau idup! Hwaaa… Padahal gw lagi exhausted banget, need something to quench the thirst of my soul [halah halah].

Padahal gw di rumah sendiri.
Ditambah lagi, compie gw gak bisa buat muter film karena system-nya harus diinstall ulang [terima kasih kepada anak-anak Wonosobo yang menciptakan virus kunyuk Decoil, kalian membuat hari-hariku lebih buruk]
Wah, harus cari solusi biar gak mati kebosanan di malam minggu.
Maen ke rumah temen, eh malah dia minta tolong gw anterin ke stasiun. Hux..akhirnya jam 9+30 malem gw udah kembali terdampar rumah.
Malam pun dihabiskan dengan baca komik sambil denger MP3. Untunglah, sekitar jam 10 rasa kantuk menyelamatkan hari gw. Gw pun tidur pules plus ngeces di depan compie.
Besok siangnya, kembali mencoba peruntungan. Iseng-iseng nyalain tivi. Eh…lumayan, ada kemajuan! TV gw mulai manampakkan tanda-tanda kehidupan... Sekarang udah berasa ‘radiasi’nya, meskipun belum keluar gambarnya. Oke, kita coba lagi ntar.
Sorenya pergi lagi. Nyampe rumah, baca doa dan menyiapkan mental, hupla! Tombol dipencet, tadaaa!!! It works! Tv gw idup lagi! Senangnya….Lalala. Untung cuma semalem… Wahai TVku cintaku, jangan tinggalkan aku….awas kalo ngadat lagi!

2 weeks itch



Tau film Seven Years Itch-nya Marilyn Monroe? Itu tuh, yang ngebahas rawannya tahun ketujuh pernikahan, di mana suami dan istri sama-sama kegatelan buat selingkuh.

Oke, lupakan the blonde sex icon zaman bokap gw. Sekarang, look at me! Di minggu kedua K3M gw, gatal gw makin merajalela. Secara obat minum udah abis, bantuan tambahan pun segera dikerahkan, berupa krim Betason-N yang isinya betamethasone ama neomisin. Tertera pada leaflet-nya: “Gangguan-gangguan yang menyertai penyakit kulit akan segera lenyap setelah pengobatan dengan Betason-N dimulai”
Segera lenyap GIGI LU? [secara Cut Memey]. Gatal terus melanda sekujur lengan dan tungkai, from the dawn til dusk and the dusk til dawn, termasuk pas gw ama kelompok gw memaparkan rencana penyuluhan ama remaja kampung. Gak lucu banget deh, rencana mau penyuluhan tentang penyakit kulit, eh yang nyuluh malah garuk-garuk gak bisa diem…


Duh, panggilan kesayangan ‘Ishakera’ bakal makin mendunia. Apalagi dengan penampilan lateral gw yang memang mirip primate. [see picture above]. Tidaaaakkk!!!

Well, one good news is that bukan hanya gw yang harus menderita. Bentol-bentol sudah mulai bermunculan di lengan dan tungkai dua temen gw, dan mereka pun sudah menyerah pasrah pada antihistamin untuk mengatasi gatal. Pheww…indahnya penderitaan kalo bisa ditanggung bersama…. [tertawa di atas penderitaan orang]

Tuesday, January 10, 2006

the truth about shak and dogs


Selain ibu-ibu yang ingin jadi mertua gw [wuw], dan tentunya para wanita [ada ya?], ternyata ada lagi jenis makhluk hidup yang mencintaiku. Namanya: anjing! [maaf, bukan mengumpat]
Terbukti, ke mana pun gw pergi anjing2 selalu mengerumuni gw dengan tatapan penuh cinta.

Pertama, anjing gw sendiri Lassie. Beberapa kali kudapati dia ereksi pas maen ama gw. Lebih parah lagi, dia maju-mundurin pinggulnya ke paha gw. Jijik! Lassie, kita kan sama-sama cowok... Lagian ntar incest...

Kedua, anjing betina punya tetangga temennya temen gw. [bingung kan?] Pas gw lagi maen ama anak2nya, tau-tau si ibu dateng dan berusaha naik ke badan gw, ngranggeh-ngranggeh dengan tatapan penuh nafsu membara. Gyaaa....

Ketiga, golden retriever temen gw yang segede-gede gaban! Gila, ukuran kepalanya ama gw aja hampir sama. Kalo berdiri hampir sedada gw. Hwaa...ternyata dia ereksi dan berusaha memeluk gw dari depan! Kabur.... sebelum daftar nama korban perkosaan bertambah satu.

Keempat, waktu gw main ke rumah temen gw dan disambut pommeranian betina dan anjing kampung jantan-nya. Eh, mereka langsung deketin kaki gw. Secara i always love dogs, kuberikan kedua tanganku untuk mengelus mereka bersamaan.
"Kamu dah kenal ama Panda po?," bokap temen gw nanya.
"Belum om! Baru liat sekarang"
"Lho! Kok ndak gonggong ya? Biasanya gonggong orang baru je."
Glek.[menelan ludah] Waspada, waspada....
Chika si betina naik ke sofa, ke samping gw minta dielus. Sementara, Panda si jantan dengan asyiknya mengendus-endus pangkal paha gw sambil...ereksi! Hwaa....langsung menutup paha supaya terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan gw tapi diinginkan Panda.

Punya sekian banyak fans anjing bikin gw mencetuskan beberapa hipotesis:
1. Saking cintanya gw sama anjing, mereka juga cinta gw. Mungkin aura dog-lover begitu kuatnya terpancar dari diri gw.
2. Meskipun cinta anjing, gw dengan senang hati akan makan daging mereka jika diolah dengan benar [baca:ditongseng atau disaksang]. Mungkin ini bikin aliran darah gw beraroma anjing, sehingga para anjing merasa i'm one fo them.
3. Feromon gw punya struktur kimia serupa dengan feromon mereka, akibatnya mereka terpikat. Tapi kok betina-jantan mupeng semua ama gw? Only God knows.
4. Di kehidupan sebelumnya, i was a dog. [?]
5. Jangan-jangan para penggemar-manusia gw juga were dogs in their past life. Wah! What a mistery....

histamine explosion!



Gw pulang dari Gamping dengan tambahan beberapa kilo berat badan, seonggok cucian kotor, dan puluhan bintik merah di lengan dan tungkai gw... Gw itung-itung, di lengan kiri aja ada 14 bintik, di lengan kanan ada 13. Belum yang di paha dan tungkai bawah. Status Siaga 1! Pertolongan harus segera diberikan! Apalagi gatelnya setengah mati.

Pertolongan pertama adalah beli Interhistin di K-24 deket rumah. Hasilnya gw hampir ketiduran waktu bikin tugas kelompok di rumah temen. Minum kopi, melek bentar, eh ngantuk lagi. Wah! Harus mencari solusi lain daripada tertidur di waktu dan tempat yang tidak tepat.
Besoknya pertolongan datang dari seorang residen Penyakit Kulit dan Kelamin yang pernah menjadikan gw kelinci percobaan untuk peeling kimiawi.
"Oh, kalo ini sih papular urticaria akibat insect bites. Ya udah, antihistamin aja. Paling ama kortison krim. Ini bisa jadi tambah parah lho! Kalo perlu pake steroid jangka pendek! Kalo punya Askes tak resepin aja"

Berhubung Askes gw berlaku jika dan hanya jika memeriksakan diri di Gadjah Mada Medical Centre, berangkatlah gw ke sana.
"Dok, bentol-bentol nih..gatel"
"Sejak kapan?"
"Paling 3 hari lalu. Lagi K3M di Gamping nih dok"
"Deket sawah?"
"Gak"
"Kamu keliling door to door?"
"Iya"
"Lha itu, alergi tuh. Karena gigitan serangga tuh."
Berpikir...pas keliling desa gak ada serangga yang kurang kerjaan dan gigit gw. Jangan-jangan kutu kasur a.k.a 'tinggi' yang bikin gw mbrunthus gini...
Ya wis, ditulislah resep buat gw. Phew...semoga dengan Loratadine dan Licodexon bintik-bintik kurang ajar akan segera menghilang dan gw tetap terjaga tanpa rasa kantuk. Jangan sampai papul-papul ini menurunkan nilai jual gw sebagai entertainer handal dan ikon fesyen.

Diskusi berlanjut dengan temen gw
"Tapi dari 5 orang yang serumah, kok cuma aku yang gatel-gatel gini? Ini pasti karena kulitku paling terawat dan peka..'
"Bodoh! Itu bukan masalah kulit tapi sistem imun kamu!"
O gitu ya? Tapi gw kan emang terawat... hehe

Ngomong2 soal sitem imun, ledakan histamine semacam ini pernah terjadi juga sebelumnya. Lebih parah malah. Gara-gara makan udang goreng tepung di warung deket rumah, gw harus menderita gatal-bentol-merah-demam sehari semalam, dan diselamatkan oleh keajaiban kecil bernama chlorphoramina maleat a.k.a CTM

cedera [lagi]

Dari sekian banyak bagian tubuh gw, kenapa sih luka lecet selalu terjadi di muka gw?! Setelah kejedug di bis, terluka saat bercukur, sekarang kejadian lagi!

Sama halnya dengan Tom Hanks dalam Cast Away yang janggutnya tumbuh secara liar selama casted away, rambut-rambut juga menjajah muka gw secara beringas selama seminggu di Gamping. Tried to shave my moustache, tapi dengan bodohnya kupatahkan pisau cukurku. Huh! Akhirnya terpaksa pulang ke Jogja dengan disambut komentar sepupu gw "Mukamu kok rambut thok?"

Selain itu, gw juga menerima peringatan dari temen gw "Ati2 ntar balik Jogja, udah mau Idul Adha, ntar dikira kambing..."

Akhirnya diputuskan untuk melakukan ritual pemotongan kumis-cambang-janggut untuk merapikan penampakan gw. Ini berarti kedua kalinya dalam hidup gw memotong janggut. Yang pertama sekitar 2 bulan lalu di Banyumas, yang dengan sukses menorehkan luka di dagu gw dan membuat gw menuai protes dari rekan-rekan wanita gw yang menyukai jenggot. [geli kali?]

Segala sesuatunya dipersiapkan. Shaving foam. Air. Dan tentunya pisau cukur khusus kulit sensitif. Semua berjalan sesuai rencana, dibilaslah muka gw. Eh masih ada beberapa rambut tersisa di pojokan rahang bawah kiri. Secara males pake foam lagi, langsung aja gw pake pisau. Sret! Gyaaa...di pisau cukur gw tampaklah kulit gw ikut terkelupas dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm. Sakiiit! Darah segera mengucuri leher dan sekitarnya. Waduh! Langsung buru-buru dibersihin. Duh, perih bangettt...

Dan akhirnya gw muncul dengan penampilan baru yang lebih bersih, plus Hansaplast transparan yang nyumplik di bawah telinga gw.

Hux...jangan-jangan gw memang ditakdirkan untuk berjanggut seumur hidup. Wah, bakal kaya Restu Sinaga nih. Horeee!

5 weeks to go!


Salah satu alasan yang bikin gw bersyukur kuliah di fakultas kedokteran adalah bahwa gw gak harus KKN kaya fakultas2 lain. Instead, kami harus jalanin Kuliah Kerja Kesehatan Masyarakat a.k.a K3M, yang kurang lebih sama ama KKN.

Dari beberapa alternatif tempat, kami dapet tempat di Gamping. Good for us! Secara kalo harus ke Kokap kami bakal rontokin motor, ato kalo di Prambanan we would have to shower in slimey-sticky-water yang sebenernya adalah air hujan yang ditampung. Huekk... Moreover, dari sekian banyak alternatif tempat, Gamping bisa dibilang dekat dari peradaban. Supermarket di mana-mana. Ke Malioboro 20 menit. Beres!

So here i am, gw baru aja jalanin minggu pertama dari enam minggu K3M gw. It's good to know bahwa kami dapet rumah yang nyaman banget, one of the bests in the village. Dan itu membantu kami untuk cepat merasa betah di sana. Buktinya, pepatah 'susah untuk poop di tempat tinggal baru' tidak berlaku bagi kami, setidaknya buat gw yang dengan indahnya bisa poop lancar di hari ke 2 [Penting ya?]. But still, being at home at Jogja is way much better! Makanya begitu dapet kesempatan pulang 3 hari gw langsung susun berbagai rencana buat rayain kembalinya si anak hilang kepada peradaban:

1. Ngomputer dan Ngenet
Beda ama temen gw, Miss i-live-to-eat-and-sleep, yang paling merindukan kasurnya, benda yang paling gw kangenin somehow was my computer. Couldn't wait to write out these ready-to-explode ideas in my head. I missed those mp3s... The next thing, to be online! You know, checking-replying emails, checking out Friendster messages and approving friend requests. Such things lah...yang bikin gw stay socialized dan civilized. Dan tentunya menambah pengetahuan gw tentang gosip-gosip selebriti dunia di mtvasia.com, wasn't so surprised to know that my cutie-skinny-teenie Lindsay Lohan admitted she had an eating disorder. I knew it, baby! But still, you've had my heart... [halah halah....]

2. Get back to shape
One thing that shocked me adalah timbangan di Puskesmas yang menyatakan bahwa berat badan saya adalah 64 kg alias 141 lbs, the highest in my 22 years of adventorous life! Grand Disaster! Emang sih, waktu nimbang gw berpakaian lengkap plus jas dokter, dan timbangannya disinyalir ngaco secara temen2 gw mengalami hal serupa. Tapi, mengingat bahwa gw sangat banyak makan karbohidrat-protein dan tidur, i have to be very concerned. Gimana lagi...induk semang gw jago masak dan semua enak. Mana low-fibre lagi...Belum lagi, the excessive sugar drinks i had. Teh hangat bikinan si ibu di pagi dan sore hari, es teh instan atau jus buah instan setelah makan malam, dan tentunya my daily dose of coffemix. Damn! Langsung berburu Men's Health edisi terbaru dan ke gym keesokan harinya. God help me....

3. Karaoke
Banci karaoke mana yang tahan gak nyanyi2 seminggu? Hehe. Beruntung temen2 gw juga karaoke freak, mereka nyiapin penyambutan buat gw dengan berkaraoke 2 jam.
Nyanyi Tripping-nya Robbie Williams. Suara gw nyampe, man!

4. Shopping
Biasa lah, beli kopi. Beng-beng. Hal-hal semacam itu.

5. Cuci daleman.
Should i explain further?

6. Beli pulsa.
Surprise! Jatah pulsa mingguan gw masih sisa seperempatnya! Padahal biasanya sebelum jadwal beli pulsa udah abis dulu. This shows that being outcasted selama 1 minggu tidak membuat gw kesepiandan jadi banci henpon. Paling cuma smsd few guys, called my mum. Well, gw tidak separah beberapa temen gw yang begitu phone-freak dan tidak bisa jauh dari henpon selama di sana.

6. Ke dokter
See next posts for details.

7. Shaving
Idem ditto

So gw masih ada 5 weeks to go... Sounds great! Bakal ketemu banyak orang, bangun pagi dengan pemandangan kebun terhampar luas dan bebas dari rumah sakit [tapi harus ke Puskesmas. Sama aja...]

what is so wrong

Sebodoh-bodohnya orang adalah mereka yang lupa membawa flashdisk berisi file yang akan diupload ke blog. Pulang ke rumah, ambil flashdisk. Balik ke warnet dan mendapati bahwa file yang bakal diupload belum disimpan ke flashdisk. Padahal bisa online lagi kira-kira seminggu lagi. Tolol. Itulah saya hari ini. Man...what's so wrong with me? Harus balik lagi nih... Udah malem pula, gak papa, demi kepuasan pengunjung [ada ya?]

Monday, January 02, 2006

yak ibu-ibu, kita masukkan bumbu....

Mengawali taun baru 2006, gw buka lemari dapur dan menemukan seonggok kentang mentah yang dibeli nyokap beberapa waktu lalu. Insting koki gw mulai bekerja…. Langsung gw gelar persiapan buat mengadakan first cooking in 2006!
Berpikir-pikir….apa ya yang bisa gw bikin dengan kentang-kentang ini? -melirik ke atas sambil mengetuk-ngetukkan jari-
Nasi goreng teri? Gak mungkin…
Puding coklat dengan vla vanilla? Apalagi.
Akhirnya gw putusin bikin kentang goreng dan perkedel keju. Oke! Set mode world’s-greatest-chef.
Potong ini-itu, aduk ini-itu, ibu-ibu, kentangnya siap kita goreng! Walah, minyaknya abis. Jangan-jangan saking frustrasinya karena harus taun baruan sendiri di rumah, adik gw minum minyak goreng… Ya udah, terpaksa berhujan-hujan ke toko cari minyak. Jadi Sir Rain donk (pasangannya Indecent Obsession’s Lady Rain).
Potongan kentang selesai digoreng, bubuk keju ditaburkan. Dihidangkan ke adik sambil mengingatkannya untuk berdoa sebelum makan, in case dia mati keracunan kentang he’ll go to heaven.
Lanjutin buat perkedel ayam dan keju…duh kok terlalu lembek..bentuknya jadi gak keruan. Harus digoreng kering dan dipipihkan pula biar matangnya rata. Saking stressnya harus bikin buletan-buletan, sisa adonan gw campur telor dan gw jadiiin omelet.
Selesai! Dilihat dari bentuknya, dalam skala 1-10, hmm… 4! Jelek banget sih.
Rasanya….lumayan lah, paling gak lidah gw bisa terima. 7 deh!
Masak-masak pertama di tahun 2006 ini membuatku mengerti bahwa bagaimanapun bentuknya, kentang dan keju merupakan paduan yang serasi layaknya gw dan my microphone! Huyeah!

Happy new year!!!

Happy new year!!! Setelah nyaris mengalami unmerry Christmas, gw segera bikin rencana jauh-jauh hari buat taun baru-an, supaya terhindar dari kejayusan seperti Christmas Eve kemaren.
Lirik sana lirik sini, ada beberapa venue yang kayaknya asyik buat taun baru.
Pertama, Alun-alun utara, secara bakal ada DEWA maen di sana. To be honest, gw pernah wawancarain mereka pas SMU, tapi nonton mereka live? Belum! Makanya gw pengen banget… Gratis pula [sensor gw selalu nyala untuk hal-hal berbau gratisan]
Kedua, sama kaya taun lalu, Kafe Tenda L* Light di Lembah UGM dengan band-band Top 40 yang gw banget… Dan jangan lupakan para dancers….
Ketiga, rumah temen gw di Sendang Sono, nikmatin taun baru dengan suasana yang homey sambil menikmati hidangan haram berjudul *eng*u. Lagian, sekali-kali bertobat dikit, taun baruan sambil berdoa di tempat ziarah.
Keempat, rumah gw. Taun baruan ama adek gw. Wait, wait, doesn’t seem to be good… Langsung gw buang jauh-jauh rencana keempat.
Setelah lama berpikir di tengah ancaman dan todongan pisau temen-temen, akhirnya gw putusin ikut mereka ke Sendang Sono. Huyeah! Buat adek gw, maapkan kakakmu yang tampan tapi tidak berbakti pada keluarga ini, but I have to be cruel enough to leave you home alone daripada taun baru gw hampa tak bermakna.
Sabtu sore tanggal 31, berkemas! Baju ganti dan perlengkapan ketampanan, some choc bars, sampai VCDs masuk ke tas. Berangkat!! Mampir di Pasar Cebongan, beli arang buat bakar jagung.
Perjalanan berlalu dengan indah. Kulihat hamparan sawah dan pohon di sana-sini. [halah, anak SD banget]. To let you know, in fact hujan gerimis turun dengan deras [?]. Perbukitan Suroloyo malah berkabut. Seru! Dan I had to play horse with my bike to keep up with my friends whose bikes are much younger and stronger. Tiap kali ada tanjakan, gw bungkukin badan ke stang, trus maju-mundurin pantat biar motor gw bisa maju. Ini makin menegaskan bahwa si Sakti motor gw, is a gay as Sakti in the movie Arisan. Buktinya mau gw pake kuda-kudaan.
Alright, puas berkuda dengan motor, kami nyampe! Langsung disambut dengan kepulan hangat bakso dan kopi susu. Yumm…
Ujan makin deres… kami gak punya pilihan selain staying at home, watching TV. Untunglah stasiun2 TV cukup bernyali untuk bayar mahal demi menyajikan film-film box office. Anak-anak pada nonton Kungfu Hustle. Males ah, gak demen film Mandarin…. [bersikap durhaka dan menyangkal separuh darah yang mengalir dalam tubuh gw]. Anak-anak nonton, I tried to sleep at the couch.
Belum juga bisa bobok, temen gw dateng bawain *eng*u! Yeah…makan lagi. Terpaksa gw singkirkan sejenak kenangan indah bersama my ex-dog Lassie, I’m about to eat something of his species. Lassie, wherever you are, I’m so sorry, but your fellow tasted damn real good hehe
Kelar makan, tidur lagi. Jam 12, temen2 gw heboh bangunin. Happy New Year!! Mereka keluar ke balkon lantai 3 dan meniup harmonica, instead of terompet taun baru.
Masuk lagi, they switched the TV channel, lho lho… kok acara di RCTI baru mau countdown to 2006?
“Mas, jam di henpon-mu kamu cepetin?”, temen gw nanya ke gw.
“Ya. Sepuluh menit”
“Lhah! Berarti belum taun baru donk… Ya wis ikutan counting down dulu aja!”
Abis countdown, mereka kembali melakukan tindakan bodoh, keluar ke balkon dan menghirup udara pertama di tahun 2006 sambil bergoyang diiringi tiupan harmonica. Tolol!
Karena ujan masih deres, kami tunda niat kudus untuk berdoa tengah malam di tempat ziarah.
Paginya, gw bangun. Kunyuk! Suara ujan masih kedengeran deres banget! Tidur lagi. Kejadian serupa berulang 3 kali sampai gw sadar kalo persis di sebelah rumah ada anak sungai yang ngalir deres banget dan menimbulkan sound effect hujan deras. Walah…
Setelah cuci muka tanpa gosok gigi, kami ke tempat ziarah dan berdoa.
Balik dengan halo di atas kepala, kami tidur-tiduran lagi sebelum akhirnya had brunch dengan *eng*u lagi. Baru inget kalo punya jagung dan arang… Aduh, sia-sia dong.
Kenyang banget, kami balik ke Jogja.
Sampe Jogja gw baru sadar, kalo baju ganti dan perangkat mandi gw sama sekali gak terpakai, means hampir 24 jam tubuh dan muka gw gak tersentuh sabun! Gyaaa…. Hati-hati…derajat ketampanan bisa turun 7 poin! Gawatz!

lampu mati [lagi!!??]


Waks! Lagi-lagi bencana ini menimpa gw. Kali ini di salon langganan gw yang punya reputasi handal di kawasan Blimbingsari dan sekitarnya.
Pulang dari kampus masih jam 11an, ga ada kerjaan, bingung mau ngapain buat bunuh waktu sebelum jemput adik gw. Akhirnya gw putusin buat rapiin rambut dulu, secara kata temen gw rambut gw udah gak berkonsep. Lu kata skripsi mas, dikonsep?
Sampai di salon, si mas [ato mbak?] kapster langsung ngapalin gw “mau di layer ya?”
“ya mas, biasa…”
“Ntar ya, aku selesaiin ini dulu”
Walah! Ternyata adik kelas gw yang lagi dipotong rambutnya. Dia juga baru pulang dari rumah sakit, masih terbalut seragam ijo telur asin-nya calon perawat.
Begitu dia selesai dipotong, mas-nya salon berpesan “Gini aja dulu ya, ntar kalo gimana-gimana garansinya seminggu.”
Waduh…gw mencium ketidakberesan nih…
Bener aja, begitu gw duduk di depan cermin, dia bilang ke gw “Kamu juga nih, ntar garansinya seminggu. Lagi mati lampu, jadi agak-agak kacau…Vital banget sih.”
Aduh, please donk ah deh yaw, lagi-lagi???! Pantesan kok dari tadi kayaknya ada yang aneh di salonnya… Mau keluar tapi gimana lagi…gw udah terduduk kaku di depan kaca dengan jubah khas pasien salon….
Akhirnya dipotonglah rambut gw secara Japanese style, yang kalo kata temen-temen gw malah so Javanese. Mereka yang buta ato emang rambut gw yang ajaib ya? [ngeles]
Begitu selese…tadaaa!!! Tuh kan…. Kependekan, maaaas! Jidat gw jadi nongol! Mas-nya sih, udah tau gw mulai terserang kebotakan ringan di sekitar dahi, malah nekat motong banyak-banyak dalam keadaan gelap gulita bagaikan samudera tersiram tinta gurita.
“Udah gini aja, ntar pake wax diturunin buat nutupin jidat. Belakangnya agak di-mohawk.. Garansinya seminggu kok”
Duh…kalo kurang pendek sih masih ngaruh dikasih garansi seminggu. Lha kalo kependekan? Emangnya rambut gw taneman rambat, seminggu bisa langsung gondrong?
Kalo gini, siapa yang harus disalahin? Mas-nya karena motong kependekan, bokap gw yang kasih gw gen botak, ato gw sendiri karena kemanapun gw pergi mati listrik selalu terjadi? Bingung…