Thursday, July 20, 2006

double the capacity

Hp sdr. Sudah selesai diperbaiki di SONY ERICSSON MANGKUBUMI 67 JOGJA. Silahkan diambil dgn membawa RO putih, kartu garansi dan kuitansi pembelian. Senin-sabtu jam 9-5, minggu jam 10-3. info lengkap hubungi 552706. thx.

The great expectation has come to an end. Setelah menanti hampir 6 bulan [dari 2 bulan yang dijanjikan], Sony Ericsson mengirimkan SMS untuk menyelesaikan tanggung jawabnya dengan menukar J200i gw yang terkena stroke dan tewas mendadak dengan sebuah handset baru gres dengan tipe sedikit di atasnya, J210i.

Berakhirnya penantian dengan manis ternyata menyisakan beberapa hal yang menyesakkan. Pertama, tidak adanya lagi alasan untuk ke Graha Sony Ericsson Mangkubumi dan ketemu mbak-mbak cakep. Kedua, it’s time to say goodbye kepada Motorola C380 bokap yang sudah dengan setia menemani selama gw menduda tanpa henpon. Why should it be so bad? Adalah karena berat rasanya melepaskan hampir 100 SMS dan segala kenangan di dalamnya. [sejak kapan gw jd melankolis, Bang?]

Karena berbagai alasan, salah satunya karena kurang kerjaan, gw recap semua saved messages, and I can classify into groups.

SMS yang bikin ngakak:
Suwe ora jamu, jamu campur susu, suwe ora ketemu, ketemu pisan marai nafsu… diciptakan oleh adikku.
Telah ditemukan seotang ratyu kentut. Siapa lagi klo bkn eminul!! Moso ngakak sekaligus ngentut saisine metu sisan!
Hei kentut! Ak br bli pulsa ni. Pa kbr lo? Acr ultah tgl 22 bgs jg. Km d smoothing y? kt hlb km ky om rambut palsu. Ak si cantik yg tak palsu
Ak ra kna ca2r, tp kna CMV (Cantik Mnarik Virus)
Ye..abang kli yg kngen ma None Cntk!Kl aye sih kngen ma abang yg suka ksh coklt, tp g kngen ma abang yg tklang kntut!


SMS yang potentially bringing me to tears, secara it reminds me that I’m not alone to bear my cross:
Hoi mnsia gua..gmn msh piling blue? Mndng ntn pilem blue.. :p Mog2 ms bkabung nasionalmu sgr brkhr & kmbl k jln Tuhan.
Knp, mslh koas? Santai aja. Lagian klo km mrs sll ttmpr, tp kmu mlh smkn down ap gunany tmprn itu. Ayo bjuang!!
It’s 6 days to my wedding day. I can’t believe it!-dipotong- Tar kl tb2 lo nemu gw jd org yg lo sbl, inget2 kgokilan qt deh –dipotong-Thx u 4 give me all that miracle things in our friendship. And it’ll always be mine to keep. Luv ya my pal


SMS yang kasih gw alasan to stay alive, secara gw jadi tau kalo ada gunanya gw hidup:
Ak depresi bgt. Mungkin aku calon p’huni Irna4.
Ak skrng bnr2 mengerti. Tnyata **** memang bajingan. Ak stress bgt.
I miss u all, guyz
Bp n ibuku lg marahan. Mreka pisah ranjang dah 2 mlm. Brsan ibuku pergi membawa bj2nya. Ak ga bs melarangnya. Sore ini ak mau blk jogja lg. di rmh ga betah.
Nyet, yg bls sms td lu kan? Kok bda? Rd2 wise gt :p
Smalem ak mimpi ada yg ngomong klo aku hrs slalu bbuat kbaikan spt yg tlah kulakukan. Percaya klo disitulah bait2 allah berada


SMS yang made one of my dream came true:
Shak, km mau gak ikut ngband dg aku, Agit, Hangky, dll? Ntar km kjatah jd vokalis ni…
Kabar bgs! Mnrt ceklis juri, poin Espulso plg tinggi.
Meski kacau, tp krn maennya sulit, tetep dpt nilai tinggi kali y?
Sabtu siang j14 ceksound difakultas. Kita giliran prtama. Malemny j22 lat trakir di Salaza. Bw kaset miniDVny yo Shak. Jaga ksehatan dan stamina prend, oke?! Mg sukses!
[mak...anak band nyuruh gw jaga kesehatan. wakaka..]

SMS yang shows that friendship is a rocky road to walk yet ends sweet.
Semalem kmu ga serius ma omonganmu kan? Kmu bcanda kan? Terus terang aja, lately aq lg gampang sensi bgt. Sori yak lo ternyata aq cuma ganggu waktu kmu

SMS yang mengubah sejarah
Mamahku udah dipanggil TUHAN sak. Doain ya.
Ishak, aku ada kbr buruk. Ternyata ada kista di perutku. Jd mgg dpn operasi. Temenin and doain ya. Thankyu!


The good news is that this SE J230i contains up to 200 messages, means bakalan makin banyak messages kept.


my favorite things


Salah satu lagu paling catchy dalam sejarah perfilman adalah lagu minor tentang hal-hal kesukaan berjudul Few of My Favorite Things dari the Sound of Music that goes like:
Raindrops on roses and whiskers on kittens
Bright copper kettles and warm woolen mittens
Brown paper packages tied up with strings
These are a few of my favorite things


Cream colored ponies and crisp apple streuddles
Doorbells and sleigh bells and schnitzel with noodles
Wild geese that fly with the moon on their wings
These are a few of my favorite things

Lagu ini was later been remixed dengan menganut paham materialisme oleh the Big Brovaz menjadi:
Buy me diamonds and rubiesI'm crazy bout Bentley's
Gucci dresses and drop top compressors
Wine me and dine me
Bring those platinum rings
Those are a few of our favorite things

And here are few of mine:
Blue jeans jaman SMU yang luntur di tempat yang tepat. Sejenak menghentikan aktivitas di rumah sakit untuk secangkir kopi krim dingin dengan banyak es batu. Mandi air panas dengan dengan shower gel yang mengandung ekstrak yoghurt [bilang aja Biore Pure Mild, susah amat] and applying tons of body lotion thereafter. Telur sunny-side up with sprinkles of pepper. Sosok eksotis Shanty dengan kulit coklat, rambut panjang, gigi sedikit tonggos dan potongan badan yang just right meskipun tidak bernyanyi dengan sempurna. Menyaksikan finalis Idol yang tidak kusuka dieliminasi. Porsi dobel sawi hijau pada mie ayam. Anything Vanilla-scented. Menghabiskan voucher di rumah karaoke dengan menyanyikan banyak lagu bernuansa rock. Watching my Mom and Dad hug and kiss. Salad buah dan sayuran dengan limpahan dressing dan taburan keju. Bau hujan. Fridge-cooled Coke pas lagi haus-hausnya. Pipis di kolam renang as everybody does. SMS bokap bertuliskan 14 angka PIN voucher pulsa. Directing, or being in a photo-session or short movie. Kaki wanita indah dengan celana jins pendek. Knowing that people loves my cooking. Sendirian di elevator berdinding kaca. Buku Curhat komunitas, apapun itu. Rantai penggantung dompet. Pujian you-look-great yang tidak selalu datang meskipun I do always look great. Knowing that I lost few pounds. Getting a self-design T-shirts for free. Bernyanyi keras-keras sambil berkendara di tengah hujan dengan jas hujan. Rum-center-filled pralines. Menangis di tengah hujan [walah, Everly Brothers amat..]. Novel anak-anak non-Harry Potter. Shake coklat kental dengan sedikit gula I make myself. Getting comments in blog. Menelpon atau mengirim SMS dengan henpon adek tanpa bilang-bilang. Uluran tangan Mama dengan uang di genggaman. The fact that some guys said ‘Have you been working out?’ instead of saying hellos. Knowing that I got a bar of chocolate in my postman-bag to save me from hunger. Tidur di perut Om Anton [ndul ndul] beralaskan karpet di Sekret. Bakso Pak Slamet. Fotoku di Buku Angkatan. Ditengok teman selagi sakit. Makan ayam kuah jahe Mama di malam yang hujan. Dipijat di M-Spot [massage-spot]. Kebun binatang. Rambut slurut-slurut smooth hasil smoothing. Menari rame-rame dengan iringan lagu That Thing You Do. Jam-filled donuts. Menerima uang piutang yang telah lama dinanti. Tidur tanpa busana dengan selimut. Kaos atau kemeja putih pas badan with or without print. Creeping around the house hanya dengan celana dalam. Taburan parmesan melimpah pada pizza. Makan di RM Padang dengan kebun raya sayuran hijau memenuhi setengah piring dan banyak kuah rendang hingga si Uda melirik tidak rela. Mikrofon dan segala kegunaannya. My idol-worth innocent with a touch of rock voice. My people-said-resembles-Raul Gonzales’ nose. Spending hours ‘til dawn writing or designing.

a hermaphrodite

I’ve always been known as a hermaphrodite untuk urusan musik. I grew up with Bon Jovi, Guns n Roses, as well as Whitney Houston, bahkan NKOTB. Gw juga bisa suka Jamie Cullum, John Legend, Robbie Williams dan Kanye West bersamaan. Atau Anggun, Black Eyed Peas dan INXS sekaligus. Maliq n the Essentials dan Saint Loco. Atau Kungpow Chicken dan Bali Lounge.
Dan sekarang, 5 album yang paling sering terdengar di speaker gw juga campur aduk.


1. Red Hot Chili Peppers/Stadium Arcadium.
Anthony Kiedies and the gang emang gak ada matinya. Dua puluh delapan lagu! Saya perjelas dengan angka, 28 lagu digeber habis dalam 2 CD! Semua dengan kocokan gitar John Frusciante yang khas RHCP [yang malah terdengar nge-funk daripada nge-rock]. Bass Flea yang tak tergantikan. Juga vocal yang focus dan harmonisasi sempurna [Inke, siapa bilang nyanyi focus harus dengan punggung tegak? Tanya Om Kiedies…] Sayangnya, beberapa lagu terdengar serupa. Selain itu, mabok dengernya. 28 lagu, jo… Tapi tetep, gw bergoyang [dengan goyangan yang beda dengan saat mendengarkan Black Eyed Peas tentunja].
Best Cuts : Dani California, Snow, Hump de Bump.

2. Pink/I’m Not Dead
Absent beberapa tahun dari industri musik tidak membuatnya mati. Pink is back, tetap dengan suara yang berkarakter kuat dan lirik yang menantang. Menurut gw tidaklah berlebihan kalo secara musikal album ini gw sejajarkan dengan Breakaway-nya Kelly Clarkson, tapi dengan lirik yang lebih dewasa. Dalam beberapa hal Clarkson tampak dan terdengar seperti rockstar-wannabe [kaya gw dong?], sedangkan image dan suara Pink memang bad girl banget. Dengan warna musik beragam, album ini cepat nyantol di telinga, meskipun gw gak yakin Pink bakal meraih Grammy as Clarkson did. Tapi gw gak sendiri, secara Men’s Health dan Movie Monthly juga menyatakan album ini patut dipuji. [Mas, mas, itu kan bukan majalah musik?!]
Best Cuts : The One that Got Away, I’ve Seen the Rain, Dear Mr. President.

3. Simon Webbe/Sanctuary
Seperti gw jelaskan di beberapa post sebelumnya, Mr. Webbe adalah salah satu guilty pleasure gw. Tapi dengan penuh kerendahan hati gw cabut segala hujatan gw, secara album ini enak bener didenger buat mengakhiri hari setelah seharian pontang-panting kesana kemari. Ademm..
Best Cut : After All This Time, No Worries, Star.

4. Corrine Bailey Rae/self-titled
Lagi-lagi satu penyanyi yang tidak gw cintai pada pandangan dan pendengaran pertama. Video Put Your Record On yang menampilkan Corrine bersepeda santai layaknya dalam rangka 17an tidak cukup memesona gw. Setelah denger Just Like A Star di radio, baru gw klepek-klepek. Keren… Corrine menyanyi dengan apa adanya dan sepenuh hati, seperti penyanyi wanita Irlandia lainnya: Dolores Riordan of the Cranberries and Andrea Corr of the Corrs. Indikasi album ini sama dengan Sanctuary-nya Simon: meredakan kepenatan setelah seharian gila-gilaan. Seperti semangkuk es campur jeruk nipis di tengah panasnya Taman Medika. [apa maksude iki?]
Best Cut : Just Like a Star, Enchantment

5. Nelly Furtado/Loose.
Menghilang beberapa tahun untuk menikah dan beranak membuatnya kembali dengan musik yang berbeda dari album-album sebelumnya. Si cewek biasa-saja sudah berubah menjadi wanita seksi dengan nuansa diva. Bahkan badan dan rambutnya di video Maneater Madonna banget. Konon perubahan image dijalani untuk bersaing dengan popstars lulusan Mickey Mouse Club [baca: Britney dan Christina]. Padahal tanpa merubah image pun album ini punya nilai plus dengan digunakannya berbagai instrumen dan dimasukannya akar Portugal dalam beberapa lagu. Beberapa bagian mengingatkan gw pada Mama Madonna dan Teteh Gwen Stefani. I predict, setidaknya album ini masuk nominasi Grammy [kecuali di Amrik sono berkeliaran artis-artis wanita lain yang tidak diedarkan musiknya di Indonesia].
Best Cut : Afraid, Promiscous, No Hay Igual


Yang jelas, sehermaprodit-hermaproditnya gw, never was Josh Groban, Charlotte Church nor Kahitna on my playlist. Never was and never will be.
O-i-a, 3 single yang sudah menyita perhatian gw dan kayaknya albumnya bakal jadi my fav adalah Muse’ Super Massive Black Hole, Aguliera’ Ain’t No Other Man, dan Dashboard Confessional’ lupa judulnya.

Saturday, July 15, 2006

5 kinds of people you’ll meet in a hospital


Salah satu buku paling inspiratif yang pernah gw baca adalah Mitch Albom’s Five People You’ll Meet in Heaven [dan disetujui oleh beberapa rekan gw].
Secara masih bertahun-tahun lagi sampai gw masuk surga, gw baru bisa ceritain apa yang gw liat sekarang: 5 Macam Orang yang Bisa Anda Temui di Rumah Sakit
.


1. Si sakit. Jelas. Rumah Sakit tanpa orang sakit layaknya mie ayam tanpa ayam. Pasar Kembang tanpa kembang. Atau film biru tanpa adegan seksual. Karena hal-hal tadi bersifat hakiki. Kelompok yang pertama ini punya tujuan yang jelas untuk berada di Rumah Sakit: melepaskan diri dari sakit. Tujuan lain yang masuk akal adalah mencari jodoh atau menantu ganteng yang viable-eligible-responsible-lovable-dan edible[?]. [Ya Tuhan, jauhkan aku dari orang-orang dengan tujuan kedua] Secara fisik, kelompok ini bisa tampak putih, kuning, merah hingga hitam. Apapun warnanya, mereka tampak sakit. Untuk mendramatisir dan tampak lebih sakit, kadang mereka tampil dengan rambut acak-acakan, bau badan akibat jarang mandi dan baju seadanya. Gw belum pernah dan berharap tidak akan pernah harus dirawat di rumah sakit, secara gw ga yakin bersedia tampil berantakan.

2. Penunggu si sakit. Seringnya mereka malah tampil lebih kacau dari si sakit sendiri. Mandi jarang, makan gak jelas, tidur seringnya di lantai, hingga gak jarang mereka ikutan sakit. Beruntung ada dua hal yang bisa bikin mereka merasa lebih baik. Pertama, koas yang tampan memesona dan menyejukkan hati [seperti yeah, you-know-who]. Kedua, is the fact bahwa apa yang mereka lakukan menunjukkan besarnya cinta mereka pada si pasien. [kecuali kalo terpaksa, ato memang dibayar untuk itu], means mereka masih punya seseorang untuk dicintai. And that matters. Gw pernah mencoba untuk menjadi anggota kelompok ini di RS Bethesda, dan hanya bertahan beberapa jam. Bosan. Mending menyeberang ke Galeria.

3. Wisatawan rumah sakit. Selain wisata gempa, ada juga kelompok orang yang menetapkan rumah sakit sebagai tujuan wisata mereka. Sebagian datang untuk bernostalgia, temu kangen atau bahkan sekedar rumpi. Jenis ini biasanya menghabiskan lebih banyak waktu untuk bergosip tidak jelas daripada menengok si sakit. Lebih parah lagi, sebagian datang memang untuk bersenang-senang. Gw pernah liat mereka menggelar tikar dan berbagi makanan layaknya piknik di kamar pasien, di koridor, dan yang lebih mengenaskan: di depan lift. Jujur saja gw pernah menjadi bagian dari kelompok ketiga, meskipun ga sampai memindahkan taman wisata Kaliurang ke kamar pasien.

4. Kalau Anda berpikir kelompok ketiga sangat menyedihkan, tunggu sampai anda melihat kelompok keempat: mereka yang mengambil untung di tengah kesusahan orang lain. Kelompok inilah yang patut disalahkan untuk laporan-laporan kehilangan henpon, dompet, celana atau apa saja. Secara gw percaya bahwa you reap what you sow, gw gak pernah menjadi bagian dari kelompok ini. Karma rules.

5. Kelompok terakhir adalah kelompok tempat gw bergabung selama hampir 2 tahun ini: dokter muda, dokter ahli muda, dan mahasiswa profesi lainnya. Kelompok ini bisa dijabarkan menjadi banyak jenis lagi. Misalnya mereka yang menganggap pasien semata-mata sebagai objek atau sumber ilmu. Atau yang sekedar unjuk muka untuk bisa dianggap menyelesaikan kepaniteraan. Atau yang datang untuk jor-joran adu dandanan. Atau ke rumah sakit hanya untuk ngrokok gak jelas di Griya Gizi. Atau….. yang hadir untuk mewarnai rumah sakit dengan menghadirkan pemandangan indah dan kedamaian [contohnya the you-know-who].

Well, I’ve been in 3 out of 5 kinds of people, termasuk kelompok manakah Anda?

Tabrakan Suami


Kenapa mesti gw sandingkan dua film di samping? Adalah karena kedua film punya beberapa persamaan, di antaranya:

1. Kedua film mempunyai buanyak karakter yang bergantian muncul dalam porsi yang sama. Bedanya, di Crash adegan berputar antar karakter sesuai alur waktu, sedangkan di Berbagi Suami cerita dibagi secara jelas dalam 3 babak, masing-masing babak dengan satu karakter utama, dan ujung-ujungnya ketauan bahwa tiap karakter di kedua film bisa dihubungkan. Bedanya lagi, susah untuk menentukan karakter utama di Crash, saking banyaknya dan semua punya porsi yang sama. Sedang di Berbagi Suami, jelas ada 3 pemain yang bisa disebut sebagai pemeran utama. Bedanya lagi, alur cerita di Crash berjalan cepat, hanya 24 jam yang ternyata ‘bicara banyak’ kepada karakter-karakternya, sementara di Berbagi Suami cerita di babak 1 berjalan dalam hitungan tahun, meskipun di kedua babak sisanya alur berjalan lebih cepat. Penggunaan beragam karakter di Crash mengingatkan gw ama Love Actually. Sedangkan pembagian babak dalam Berbagi Suami serupa dengan The Hours.

2. Dibanjiri pemain ngetop. Ada Sandra Bullock, Matt Dillon, Ryan Philippe, Brendan Fraser, sampe Ludacris di Crash, as in Berbagi Suami we got Dominique, Jajang C Noer, Ria Irawan, Rieke Diah Pitaloka, Tio Pakusadewo, sampai my multi-talented-tan-skinned-wanita-idaman Shanty. Hebatnya, di kedua film mereka berhasil menanggalkan sosok asli mereka, sehingga yang tampak benar-benar seorang karakter dalam film. Lupakan Sandra Bullock yang heroic dalam Speed, atau Ryan Philippe yang nakal dalam Cruel Intention. Di Berbagi Suami, semua pemain menjelma jadi seseorang yang baru dan benar-benar berbeda dengan kehidupan aslinya. Kecuali Ria Irawan yang tampil nggilani as always, bahkan sempat menampilkan payudaranya yang diemut seorang bayi. Beberapa hal yang ngeganggu gw adalah image Jajang yang sebenernya kurang sreg sebagai dokter ObGyn, juga logat medok Shanty yang terkesan agak maksa [tapi dimaafkan secara dia Sunda tea’…] Yang patut diacungi jempol adalah Ira Maya Sopha, yang bukan keturunan Cina tapi tampil alami dan mengingatkan gw pada tante-tante temen nyokap gw. Oya, kalau ingin cari muka mesum khas Indonesia, tengoklah Lukman Sardi yang tampil berbeda 180 derajat dengan penampilannya di 9 Naga.

3. Music scorenya nancep. Orkestrasi dan nyanyian meraung dramatis Crash pas banget buat mengiringi luruhnya air mata di beberapa adegan. Sedangkan musik di Berbagi Suami, somehow bisa terdengar nakal, ironis dan tragis di saat yang bersamaan. Satu track yang buat gw nendang banget adalah Maybe Tomorrow- Stereophonics yang mengakhiri Crash.

4. Ceritanya nancep! Bersiaplah keluar dari bioskop atau mengeluarkan VCD/DVD dari player dengan mata sembab, secara Crash punya banyak adegan yang potensial menguras air mata, bahkan untuk movie-goer yang anti menangis saat nonton film seperti gw. Di Berbagi Suami, nancepnya beda. Kekuatan ada pada skrip yang sinis, juga cerita yang realistis-ironis-tragis-tapi menggelitik. Film ini punya scenario tersinis dari semua film Indonesia yang pernah gw tonton.

5. Keduanya layak jadi Best Picture! Meskipun sempat diragukan, Crash berhasil mengungguli Brokeback Mountain dalam Academy taun lalu. Pantesan waktu itu Nia Dinata jagoin Crash banget, secara ternyata Berbagi Suami memang ‘Crash banget’. Sedangkan teman-teman di Sinema-Indonesia.Com menyatakan bahwa Berbagi Suami ‘benar-benar film’, bahkan melebihi Gie dan Arisan [apalagi AAdC]. Pokoknya kalau sampai Berbagi Suami tidak terpilih menjadi Film Terbaik di FFI tahun ini, berarti juri-jurinya perlu dipenjarakan menemani Dicky Iskandardinata, bokap Nia.

6. Kedua film punya pesan moral. Crash akan mengukur kemampuan Anda untuk menilai orang tidak berdasarkan penampilan luar [ini kutipan dari sampul VCDnya], sementara pesan moral dari Berbagi Suami adalah: Bakar pemilik Ayam Bakar Wong Solo dan kroni-kroni poligaminya!

Thursday, July 13, 2006

piala bergilir telah berganti pemilik


Minggu pertama di Bagian Bedah udah bawa kesengsaraan batin buat gw, secara anak-anak samain gw dengan salah satu senior berinisial TS. AMIT-AMIIIITTTT!!! Gw kutuk mereka yang bilang gw mirip dia biar cepet nikah dan masuk surga. [baik bener gw, udah dinista malah kasih kutukan yang baik-baik]

Sudah selayaknya gw menyangkal dibilang mirip ama dia. Ini pembelaan gw [ya Tuhan, semoga dia tidak membaca ini]:
1. Gantengan gw. It’s obvious, crystal-clear, need no explanation.
2. Layaknya Santi yang lebih putih dari Sinta, kulit gw lebih terang.
3. Meskipun lengan dan dada kami bisa dibilang ‘gede’ untuk proporsi tubuh masing-masing, bagian abdominal gw lebih ramping dan shaped.
4. Rambut dia rebounded dan dicat. Rambut gw dismoothing dan tidak dicat.
5. Gaya dia dangdut-star-wannabe. Gw rockstar-wannabe.
6. Baju-baju gw body fit alias pas badan, sementara baju dia kekecilan 2 nomor alias ketat.
7. Gw gak nyanyi lagi dangdut atau lagu Samsons di kamar operasi.

Tujuh alasan lebih dari cukup untuk membantah opini public tentang kemiripan kami. Gw masih lebih ikhlas menerima komentar beberapa temen bahwa rambut gw mirip Dude Harlino atau siapa itu, pemain sinetron karbitan MVP. [Dude-nya yang gak ikhlas, Mas..] Dengan demikian piala bergilir Shak-Mirip-Siapa yang beredar di kalangan selebritis telah berganti pemilik. Pemegang piala sebelumnya adalah Indra Bekti, yang makin mirip gw setelah membintangi iklan Simpati, secara 3 dari 4 anggota keluarga gw pake Simpati, kecuali gw.
Berikutnya.. selebriti yang mana ya? [Berharap piala akan berpindah ke tangan Darius, secara alis kiri kami sama-sama terangkat saat berbicara dan difoto]

a week of comfort


Dari dua minggu jatah liburan gw, ternyata gw cuma bisa pake beberapa hari. [thanks to refleksi bedebah yang bikin ujian gw mundur]. Sambil menahan serangan faringitis, gw berhasil selesaiin ujian hari Senin 3 Juli 2006 [Tigajuli? Lara tenan…]. Secara gw tidak merasa berkewajiban terbang ke States untuk ikut merayakan Hari Kemerdekaan tanggal 4, liburan gw nyatakan dimulai saat itu juga.

Hanya 15 menit setelah dinyatakan lulus dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam, gw sudah berada dalam ‘limo’ merah otok-otok temen gw ke arah NAV. Sambil jejeritan nyanyi lagu Radja, Jangan Banci Bilang Pria di mobil.
Dengan suara ala kadarnya dalam rangka faringitis, gw awali karaoke dengan lagu-lagu Simon Webbe yang ambitusnya tidak tinggi. No Worries dan Lay Your Hands terlantun mulus, gw pun memberanikan diri mengambil tantangan menyanyikan Panggung Sandiwara-nya Oom Albar yang ternyata –surprisingly- bisa gw selesaikan dengan huyeah. Selanjutnya, meluluhlantakkan ruangan dengan Let’s Get It Started-nya BEP. Awal yang bagus untuk sebuah liburan. Let’s get it started!

Selasa-nya, hari libur sedunia! Hari dimulai dengan indah dengan berenang 1200 m di Kolam Renang UNY. Selanjutnya, mengantar kepergian temen gw, si Penguin Betina Tanpa Busana, ke Moyudan dalam rangka KKN. Setelah puas mempermalukannya di depan teman-teman barunya, kami melepas kepergian Penguin dengan cipika-cipiki dan tepaka-tepaki [tendangan pantat kanan-tendangan pantat kiri].
Selanjutnya, dalam rangka merayakan kepergian Penguin [yang berarti dunia terbebas dari kericuhan] gw bikin spaghetti buat temen-temen gw. Dimakan rame-rame di Kantin Kopma UGM, sebelum cabut ke AmPlaz. Tumben-tumbenan, 4 Kater bisa berkumpul dan berlibur bersama. Berturut-turut Arum si Celeng Cerdik Ceria Hipertiroid, Mbem si Babi Ngepet Kelebihan Pipi, Mamak Tius si Ndesa Bersuara TOA, dan Shak si Abang Ganteng Penuh Pesona.
Tujuan pertama di AP: 21. Nonton? Gak. Numpang pipis doang.
Tujuan selanjutnya tidak jelas, hanya merambah toko demi toko. Dari Cheaper Cheaper, toko CD entah apa, Centro hingga It’s A.
Arah dan tujuan semakin tidak jelas hingga akhirnya gw dan Mamak terdampar di antrean Rotiboy. Beli? Gak. Ramein antrean doang. Karena tak mau menahan malu ketahuan ngantre tanpa beli, dan karena laper, ujung-ujungnya beli juga.
Selanjutnya, ke Mister Bakso, makan Es Teler Rasa Brongkos yang berkacang merah.
Seakan lupa nasehat dokter sehari sebelumnya untuk berpuasa minum es, gw cari Choco-top di Kedai Dingin McD. Dengan demikian berakhirlah perjalanan 4 orang tercela di Plaza Ambarukmo. Balik ke Sekret, disambut Om Anton si Beruang Besar Tanpa Celana yang mencak-mencak karena gak bisa ikutan jalan. [Koas terus, kapan dolane, Om?]

Hari Rabu diisi dengan memahat otot [buset…] di gym. Secara masih malaise dalam rangka faringitis, kemampuan mengangkat berkurang cukup banyak. Rapopo, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi finalis L-Men of The Year.

Kamis, terdampar di sisi jendela lantai 3 UPT Unit II, dengan ‘the God of Small Things’nya Arundhati Roy, donut Dunkin Lychee-Blackcurrant, cappuccino-in-cup Mirota, dan Sony Ericsson J230 dengan radio FMnya. Terjebak dalam orgasme pribadi, gw sms Om Anton ‘Om.. aku di surga…’ Jarang-jarang bisa punya waktu kaya gini. Oya, urusan donut, Dunkin emang gak ada matinya….

Jumat, gw putusin buat balik ke kampung dengan beberapa tujuan. Pertama, rayain ultah adik gw si Revaldo-Gagal. Kedua, tengokin bokap gw yang sok action hero, nabrak tronton sampe patah kaki dan berencana dioperasi. Babe, ingat umur, dong…

Sabtu, kenikmatan duniawi datang dalam bentuk Pak Yanto, pemijat keluarga. Setelah sekian lama haus akan sentuhan, dahaga gw terpuaskan. Sayangnya dia lebih lama mijit kaki dan tungkai daripada batang tubuh. Padahal M-Spot (Massage-Spot) gw ada di punggung, pinggang dan lengan [calon istriku, ingat ini]. Giliran mijit telapak kaki, dia pake kuku jari jadi gw gak geli. Hebatnya, kalo mijit bagian lain kukunya gak kerasa. Jangan-jangan dia punya tombol on-off untuk keluar masukin kuku.
Siangnya sekompi keluarga dateng dari Salatiga, Ungaran, Klaten dan Jakarta. Tujuannya: tengokin bokap. Wah, jadi most-wanted sesaat gara-gara patah kaki.
Sedikit cuplikan percakapan keluarga:
Tante 1 : ‘Wah, sekarang rambutnya kebalik ya. Dulu kakaknya ikal, adiknya lurus. Sekarang adiknya yang ikal, kakaknya lurus.’
Gw dan Adik : ‘Hehe’
Tante 2 : ‘Jangan-jangan hasil rebounding ni..’ [sambil tertawa karena tidak terpikir keponakannya akan melakukan pelurusan rambut]
Gw : ‘Hehe’ [Rebounding? Basket kali pake rebound..]
Setelah semua tamu pulang, it was time to reveal the truth to Mom that this boy had his hair smoothened. Dan nyokap hanya berkomentar, ‘Oh. Pantesan lurus banget.’ Thanks Ma, untuk tidak menertawakanku seperti beberapa teman [yang sebenarnya sirik karena gw makin menawan setelah di-smoothing].
Sorenya balik Jogja, kondangan. Rencananya malam itu akan menjadi VCD night. Apa daya, udah tepar duluan sebelum nonton.

Minggu, setelah ke gereja berbelanja ke berbagai penjuru Jogja guna menyiapkan salad dalam rangka farewell party Om Anton yang bakal berangkat Banyumas. Pulang belanja, siapin semuanya. Dasar beruang hitam tak tahu diuntung, dibikinin farewell party malah gak dateng dengan alasan ‘sepupuku nikahan’. Payah. Kunyuk. Impotent. Ayo kempesin dia rame-rame! [peace, Om!]
Penguin di Moyudan juga berhalangan datang karena gak ada transport. Malah minta dijemput. Maksud looo?
Akhirnya perut 5 orang tercela buncit kebanyakan salad dan rujak. Kentut gw juga jadi aneh baunya. [Oops]

Seiring berakhirnya hari, berakhir juga liburan gw. Sempat terpikir untuk memberikan grand-closure buat liburan gw dengan menonton Final Piala Dunia rame-rame di kafe. Untung gw batalin, secara harus berakhir adu penalty, padahal besoknya gw harus masuk pagi.
I wish I could have any more time. Tapi it’s okay, secara bisa dapet 6 hari bebas aja udah untung banget… Thank God.

Saturday, July 01, 2006

ganteng sok jagoan


Cowok cakep sok jagoan, biar lagi didera faringitis, tetap saja:
1. Minum es kopi, es teh, es jeruk dan es-es dalam bentuk lainnya.
2. Makan Beng-beng dan chocolate bar lainnya.
3. Merokok, meskipun rokok putih dan hanya dalam hitungan batang.
4. Makan lotek. Pedes.
5. Donut Doraemon Mirota, donut berbentuk bintang dengan hiasan glasur dan gula halus berbentuk Doraemon atau Dorami, dengan isi selai blueberry/strawberry.
6. Makan kerupuk.
7. Begadang sampai jam 2 pagi.
Hasilnya: gw bisa gantiin Nur Khasanah sebagai pengisi suara Doraemon. Serak, pak…. Macy Gray menjelma dalam wujud pria Indonesia berparas rupawan.

Kemaren sempet periksa ke dokter.
Gw : Dok, demam, batuk, tenggorokan sakit.
Dokter : [sambil melihat rekam medis] Lho, yang kemaren belum sembuh?
Gw : Kemaren?
Dokter : Eh salah, ini taun lalu ding, bulannya sama.

Pulangnya, mereview blog tahun lalu dan terbukti dokternya ngarang. Taun lalu gw sakit bulan April. Yee…ketauan, dok!

Mungkin ini seasonal illness, soalnya seingat gw tiap taun pasti gw sekali jatuh sakit di antara bulan April-Juni, which is merupakan mulainya musim kemarau. Dan as always, tahun ini juga gw harus hadepin sakit sendiri.

But thanks anyway, buat tiga orang Kater dan satu additional Kater yang sudah menyempatkan diri nengokin sambil nonton Idol bareng di kontrakan gw. You guys made my day 1000 times brighter.