Saturday, September 27, 2008

incomprehensible things

Secara gw udah seperempat abad sekarang, mestinya semua orang mengharapkan gw udah tambah cerdas dalam menerima dan mengelola informasi. But I'm sorry to say that you better keep your fingers crossed. There are things that I just can NOT understand. The more I think of them, the more I don't get them.

Sarah Palin
What is a difference between a hockey mom and a pit-bull? Lipstick!
I’m just wondering how a self-proclaim lipstick-wearing pit-bull draws even more attention than Obama? Gw harus setuju dengan Russel Brand, Sarah Palin is a VILF [Vice Precident I’d Love to Fumble, Fondle, or Whatever], tapi gw ga ngerti kenapa media memuja dia berlebihan. I’m glad that Lynne Spears finally took a stand. Why should you support someone who promotes abstinence-only sex education, yet her OWN daughter was pregnant before married? Saya bingung. Well, actually I personally think the whole presidential running this year is like a crappy soap-opera.

Ngemeng-ngemeng, I was even more surprised that Sarah Palin is NOT the hottest politician in the US. They have Carey Torrice! And maybe Gavin Newsom. Yang jelas, they are politicians that happened to be good-looking. Bukan fame-whore celebrities yang rame-rame daftar jadi caleg atau calon bupati, i.e Primus, Rachel Maryam, Syaiful Jamil, atau Zarima. Ah, mereka lebih susah lagi dimengerti.

Crocs

Gw ga peduli sepatu ini bikin banyak anak kejepit di eskalator. Gw ga peduli kalo sepatu ini enak dipake. Gw ga peduli kalo sepatu ini mahal. Yang jelas, buat gw Crocs itu jelek! Apapun modelnya, still they’re ugly. Beyond ugly. Fugly. I rest my case.

PETA
People for the Ethical Treatment of Animals kirim surat ke perusahaan es krim Ben & Jerry's, urging them to replace cow's milk they use in their ice cream products with human breast milk! PETA officials said a move to human breast milk would lessen the suffering of dairy cows and their babies on factory farms and benefit human health. Well, DUH! I think they’ve gone too far on this.
And one more thing, have they ever heard of soya milk?

David Blaine
Gw ga pernah nganggep dia sebagai entertainer. Buat gw, dia gila. However, gw harus bilang kalo aksi-aksinya emang mengagumkan. Kecuali, his latest stunt that was so lame….
Dia bilang bakal digantung dengan kepala di bawah, selama 60 jam. Dokter peringatin kalo dia bisa jadi buta, or worse: dead. So what did he do? Dia ngambil istirahat tiap beberapa jam. Hal ini secara otomatis mengundang ‘BOO’ dari penonton. Bahkan temen-temennya ga bisa ngerti. Apalagi gw.

Tetangga
Kayanya gw udah cukup terheran-heran dengan tetangga kos gw [entah suami istri sah ato domestic partner], yang suka tengkar malem-malem sampai pagi,di luar kamar mereka. Sekarang, gw kedatengan satu tetangga yang bikin gw lebih bingung lagi. Setiap hari dia puter lagu kenceng-kenceng, dengan jendela kebuka. Awal dia masuk, lagunya kebanyakan jazz instrumental. Besoknya, dia puter lagu campursari. Hari berikutnya, random picks of R n B music, diikuti dengan lagu Sunda. Hari berikutnya all-Indonesian playlist, termasuk Angkasa Band, Merpati Band, Kangen Band dan Ada Uang Abang Disayang-nya Lusi Rahmawati. Hari berikutnya dia puter Especially for You. Dan ada satu waktu dia puter 5 kali lagu Dewiq yang bete bete bete bete bete bete bete bete ah. Ya, dia mungkin ga bisa baca peraturan buat ngejaga ketenangan rumah kos. Tapi dia berhasil baca pikiran gw. BETEEEEEEEEEEE!!!!!!!!!!!

Peserta The Moment of Truth.
The Moment of Truth adalah kuis yang menguji kejujuran seseorang. Sebelum acara direkam, peserta terlebih dahulu menjawab puluhan pertanyaan dengan poligraf, tanpa dikasi tahu jawabannya dinilai bohong ato gak. Kemudian, saat acaranya direkam, beberapa pertanyaan diajukan dan dia harus ngejawab semuanya di depan keluarga, pasangan, dan sahabatnya. Kalo dia berhasil jawab semua pertanyaan, 500.000 dollar jadi milik dia.

Awalnya, pertanyaannya masih biasa-biasa aja, misalnya ‘Apa kamu pernah curi uang di tempat kerja?’ ato ‘Apa kamu ngerasa lebih cantik dari adik kamu?’. Pertanyaan jadi makin pribadi seiring dengan makin besarnya hadiah, seperti ‘Apa kamu menyesal putus dengan mantan pacarmu?’, ‘Apa kamu pernah bohong saat pengakuan dosa?’, atau ‘Apakah kamu pernah melakukan seks demi uang?’.

So there was one contestant that has made it so far, dengan menjawab secara jujur pertanyaan ‘Apa kamu masih mencintai mantan pacarmu?’, ‘Apa kamu menyesal menikahi suamimu?’, ‘Apa kamu pernah berhubungan seks dengan orang selain suamimu setelah menikah?’. She truthfully answered ‘Yes’ for all those questions, leaving her family shocked and devastated. Tapi satu pertanyaan tidak dijawabnya dengan jujur. ‘Apakah kamu merasa kamu adalah orang yang baik?’, to which she answered ‘Yes’. Dia harus pulang tanpa uang, dengan keluarga di ambang kehancuran. Dan pembawa acaranya menyimpulkan bahwa di dalam diri peserta itu masih ada penyesalan, dan mungkin dia belum bisa memaafkan dirinya sendiri. By far, that episode was the most dramatic, bahkan hampir ga jadi disiarin.

Gw ga ngerti gimana orang rela membongkar semuanya, menukarkan keutuhan keluarganya dengan uang. Tapi satu yang gw suka, bahwa kejujuran masih dihargai di dunia. – lebay –

Wednesday, September 24, 2008

Mr. Independent

Bulan lalu, semua orang berbicara soal bangsa kita yang belum sepenuhnya merdeka, meskipun merayakan Hari Kemerdekaan ke-63. Same old story [karena selalu jadi topik tiap tahunnya], but sadly is stil true. Speaking of independence, I am gladly saying that I'm no longer living under slavery. Yes,this is my declaration of independence: I'm sooo over comb-over!
Rambut gw telah menyiksa gw abis-abisan berbulan-bulan. Setiap pagi lajang [every single morning], I had to undertake a frustrating series of process. Diawali dengan blow dry selama beberapa menit, sambil memanaskan straightening iron. Once the hair reaches appropriate humidity, proses penyetrikaan dimulai. Meskipun hasilnya mengagumkan, ini adalah proses yang paling menyebalkan. Secara, beresiko menimbulkan trauma suhu panas pada kulit muka dan leher. Proses selanjutnya adalah waxing, yang diawali dengan menyisir dan membelah rambut dulu. Wax dioleskan berturutan dari sisi kiri, kanan dan tengah. Kemudian, semua diarahkan ke atas, layaknya Guille dalam Street Fighter. Baru disisir dan dibentuk dengan jari hingga jatuh sempurna. Rangkaian instruksi yang panjangnya melebihi kitab Sutasoma ini bisa makan waktu lebih lama dari ritual mandi gw [cuci muka, gosok gigi dan bersabun 2 x]. And this, is INSANE! Ini romusha! Tidak seharusnya pria karir Indonesia menderita seperti ini! Atas nama kemanusiaan, penjajahan harus dihentikan!

Sayangnya, seiring berjalannya waktu titik terang tak kunjung tiba. Departemen Pemberdayaan Pria tak jua turun tangan. Segala sesuatunya justru makin suram dengan makin panjangnya rambut gw, yang otomatis memperlama keseluruhan langkah yang mengundang misuh tadi. Ditambah lagi, akhir-akhir ini sepertinya Gurun Sahara buka cabang di Bandung. Hareudang pisannnn!!! Hamba tak tahan lagi... Sampai akhirnya, gw melakukan terobosan.

Meskipun menjalani hubungan benci tapi rindu dengan Mas Iyan, gw tetap belum bisa berpaling. Sayangnya, Mas Iyan udah Pe-We di Jogja dan ga ada niat buka franchise di Bandung. Karena rambut gw makin menggila, dengan nekat gw masuk ke sebuah barber di tepi jalan. Tolong dicatat, barber, bukan salon! Dengan hati-hati gw menginstruksikan si Bapak untuk mengurangi bagian samping dan belakang kepala saja sementara bagian atas dibiarkan aman tenteram sejahtera. Berkali-kali gw minta dia potong dikit aja, biar tetep imbang ama atasnya. Tapi, mungkin karena definisi dikit kami berbeda, si Bapak mencukur tipis bagian samping dan belakang, sementara bagian atas tetap mengembang. In such case, Mas Iyan akan mengurangi volume bagian atas rambut, tanpa mengurangi panjangnya [percayalah, hal itu mungkin dilakukan]. Tapi Bapak ini sepertinya bahkan tidak tahu apa itu volume. Gw nyerah. Bayar, dan pulang.

Awalnya, rambut tampak baik-baik saja. Dua hari kemudian, mulai tampak aneh. Dan yang jelas, proses tak waras tiap pagi masih harus terus dijalankan. Akhirnya, gw mengikuti jejak Victoria Beckham. Gw ambil keputusan ekstrim. Satu langkah yang kecil bagi gw, tapi satu langkah besar bagi rambut gw. Gw balik ke barber, minta model faux-hawk!!! Sebenernya, gw bilang minta rambut gw dijabrik, karena gw YAKIN si Bapak ga tahu apa itu faux-hawk.

Untuk mempermudah si Bapak mengerti instruksi, dengan malu-malu gw tunjuk gambar [Ya Tuhan....] Bryan McFaggotFadden di poster model-model rambut di dinding. Si Bapak ngangguk, dan dengan takut-takut mulai motong rambut gw. Sambil sesekali dia ngelirik si Bryan. Kali ini, to make sure he didn't screw it up again, gw bolak-balik arahkan dia. Kurang dari 10 menit, rambut gw beres, dan gw harus bayar FULL ongkosnya. Ga ada garansi-3-hari seperti di Mas Iyan. Ah sudahlah, yang penting urusan rambut bisa dianggap beres. Case closed. I won.

Dengan demikian, gw tidak lagi diperbudak oleh penjajah 50 Watt bersuhu 180 derajat Celcius. Now I'm sporting a much shorter hairdo, the shortest in 3 years! Gw tampak lebih segar. Bentuk dan tekstur rambut bisa compliment bentuk kepala gw. Dan yang paling penting, sebagian besar langkah jahanam tadi bisa dilewatkan. Langsung di-wax, and I'm ready to go! So here it is, the treat for the ladies, and the threat for the men.



Ohhhhh, aku serasa hidup baru... Bagaikan kupu-kupu meninggalkan kepompong dan membumbung ke awan... Dunia terasa jauh lebih indah... Seperti naik kuda poni, berlarian di atas pelangi, dan tatanan rambutku tak bergeser sama sekali... Senangnya..... Aku bahagia hidup sejahtera di katulistiwa -menangis sambil menari berputar-putar-

Dengan demikian, I'm officially leaving Asosiasi Pria Pengguna Flat Iron. Zac Efron, Pete Wentz, Ian Kasela, teruslah berjuang.... I QUIT! Ryan Seacrest, Josh Duhamel, Blake Lewis, Jimmy Neutron, and all faux-hawkers in the universe, I'm jumping on board!

Monday, September 22, 2008

Belle Du Jour #1

Apa yang bisa dilakukan seorang desperate blogger buat narik perhatian dan sekedar mengupdate blog? Banyak!
Putus-asa Level 1: Simply menuliskan satu kalimat: 'Gak mood.' 'Abis ide.' Ato 'Hiatus.'
Putus-asa Level 2: Menulis sesuatu tentang keengganan menulisnya [aneh, tapi banyak blogger yang melakukannya].
Putus-asa Level 3: Giving useless information, which I'm an expert at.
Putus-asa Level 4: Copy paste tulisan orang.
Putus-asa Level 5: Pasang foto-foto semi atau full telanjang diri sendiri.
Putus-asa Level 6: Quit blogging, which has crossed my mind, but for the sake of humanity I had to discard.


I have to admit that I AM a self-loving, self-centered, attention-craving blogger. In the other hand, setelah heavily photoshopped foto-foto tuna busana gw sebenernya sudah layak tayang di Playgirl. Tapi aku tidak sehina itu!!! Terlebih lagi, alangkah hina, dina dan lina-nya kamera yang harus motret gw tanpa busana. Jadi, lebih baik bikin satu tema baru di blog ini: Belle Du Jour!!!

Di tema ini, kita bisa bersyukur bahwa Tuhan adalah desainer yang cerdas dan baik hati, that He gave us eye candies to enjoy. Ya! Tema ini menampilkan makhluk-makhluk Tuhan yang tercipta yang paling indah. Dan tenang saja, gw bukan Ahmad Dhani jadi ini jelas bukan tentang Mulan Jameela. Tadinya sih mau bikin topik Homme du Jour. Tapi dengan kenyataan bahwa gw sangat mencintai diri sendiri, pastinya bakalan foto gw melulu yang muncul. Jadi ini dia, Belle Du Jour yang pertama: Mary Elizabeth Winstead.


Contrary to popular belief, gw ga hanya tertarik pada wanita berkulit gelap dengan rambut hitam tergerai dan kaki panjang. Our very first Belle Du Jour is a brunette white girl, meskipun teteup, kakinya panjang. She instantly captured my heart when I watched Bobby, jadi pelayan yang diperebutkan Shia LaBeouf dan Brian Gerraghty.

My next encounter adalah saat menonton Death Proof, where she donned a yellow cheerleader uniforms. She is an evidence that someone can be cute and hot at the same time. This. Is. Irresistible.


Abis nonton, penghuni kamar sebelah ngomel-ngomel ke gw karena kamarnya ikut kebanjiran iler.

Penampilan lain adalah di Final Destination 3, yang menobatkannya sebagai scream queen. Juga sebagai pretty villain di Sky High. Terakhir, sebagai anak John McClane di Die Hard 4, yang tidak gw tonton karena sangat menyakitkan untuk menonton Bruce Willis. Serasa melihat masa depan rambut gw. Ouch.

That's all for today. Kalo kata Thukul mah lumayan, tombo ngantuk... Kalo masih ngantuk juga, sebagai bonus gw kasih the Girls of Death Proof! Another reason to love Tarantino and Rodriguez: their incisive instinct in casting female actors. Rrrrrr....