Euphoria tanggal muda bikin Mia the Penguin ngebet ngajakin nonton 300, yang udah diincernya berminggu-minggu lalu tapi belum kesampaian juga dengan alasan finansial [baca: budget buat nonton 300 kadung keluar buat Jakarta Undercover]. Secara konon filmnya worth-watching, boleh lah. Amplaz, we’re coming.
Kami datang dengan optimisme tinggi jam 18:55 buat nonton jam 7.
‘Jangan-jangan tiketnya abis, Mas’, optimisme Mia mulai luntur.
‘Gak ah, kan filmnya udah berapa minggu diputer’, gw berfikir positif.
Nyampe lante 3, Makjang….. Penuh amat yak? Kedua tungkai gw dan kedua kaki Mia [Penguins don’t have legs, do they?] langsung lunglai mendapati tulisan ‘tiket 300 jam 7 habis’ di ticket box. Ya wis, berarti belum rejeki. Rugi 1000 buat parkir. Masih in the mood of watching movie, kami ke Mataram buat Naga Bonar Jadi 2: Apa KataDunia?
Rasa haru menyelimuti kami mendapati film akan dimulai 8:15. Jadi masih ada waktu buat makan bakso iso Pak Sarjono Lempuyangan dan beliin Parto amoksisilin di Apotek Kenari.
Balik lagi ke Mataram jam 8:10, parkirannya rame! Mungkin banyak calon penonton yang senasib, keabisan tiket 21. Ada kali 100an penonton yang nonton bareng gw. Ada dua hal yang mengganggu gw sebelum film mulai. Pertama, bukannya nayangin trailer, di layar malah nongol iklan Directest: pengetes kehamilan berstandar internasional. Kedua, setelah biasanya puter lagu Ungu sebelum film mulai, kali ini mereka puter Samsons. Please deh. Dari cengkeraman singa ke mulut buaya. Keduanya mematikan.
Film mulai! Deddy Mizwar, seperti biasa bermain cemerlang, didukung tata rias yang bukannya make-up malah make-down. Karakternya idup banget, as if it was really made for him. Tora Sudiro starred as Bonaga [or was it Bau Naga?], yang merupakan duplikat Naga Bonar dalam versi lebih muda, berbaju keren, dengan I-Pod di tangan. Chemistry mereka berdua sebagai ayah-anak dapet aja gitu. Darius, Ully Herbinansyah dan Mike Muliadro cukup ngangkat peranin temen-temen Bonaga yang kocak dan selalu kompakan pake baju mahal kemana-mana [total dari aviator glass sampe sepatu kayaknya diatas 5 juta...]. Wulan Guritno? Aku selalu sukaaaa..... Lukman Sardi peranin supir bajaj ajaib, yang selain ngajar ngaji juga jadi dirijen paduan suara anak-anak, dan bawa La Tahzan-nya DR. Aidh Al Qarni kemana-mana. Ajaib betul... Ada beberapa cameo, Nico Something [yang jadi Maryam], Indra Birowo [jualan karpet], dan Sakurta Kipli Ginting. Dan Julia Perez yang hadir tanpa esensi.
Kekuatan utama film ini ada pada skenarionya. Gw ga nyangka nilai-nilai nasionalisme dan hormat pada leluhur bisa disajikan dengan sangat menyenangkan, bukan dengan cara historis selama 3 jam seperti dalam Gie. Naga Bonarlah satu-satunya film Indonesia yang bikin gw bisa ketawa ikhlas. Sayangnya, guyonannya terlalu lokal dan mungkin bakal susah diterjemahin kalo mau dibawa ke festival internasional. Beberapa lagu perjuangan dimasukkan sebagai sontrek meskipun agak maksa. But overall, the movie rocks.
Film kelar. Tahukah Anda lagu apa yang mengiringi credit title? Yak! Iwan Fals dengan Ijinkan Aku Menyayangimu. Again and again and again. Kayaknya dari jaman Belahan Jiwa lagunya gak ganti juga. Tapi who cares, secara perut kenyang, hati senang.
Verdict: Ternyata masih ada pahlawan film Indonesia selain Nia Dinata dan Kalyana Shira. Ngomong-ngomong, kalo nyari VCD/DVD Naga Bonar di mana yak? Jadi penasaran…
Kami datang dengan optimisme tinggi jam 18:55 buat nonton jam 7.
‘Jangan-jangan tiketnya abis, Mas’, optimisme Mia mulai luntur.
‘Gak ah, kan filmnya udah berapa minggu diputer’, gw berfikir positif.
Nyampe lante 3, Makjang….. Penuh amat yak? Kedua tungkai gw dan kedua kaki Mia [Penguins don’t have legs, do they?] langsung lunglai mendapati tulisan ‘tiket 300 jam 7 habis’ di ticket box. Ya wis, berarti belum rejeki. Rugi 1000 buat parkir. Masih in the mood of watching movie, kami ke Mataram buat Naga Bonar Jadi 2: Apa KataDunia?
Rasa haru menyelimuti kami mendapati film akan dimulai 8:15. Jadi masih ada waktu buat makan bakso iso Pak Sarjono Lempuyangan dan beliin Parto amoksisilin di Apotek Kenari.
Balik lagi ke Mataram jam 8:10, parkirannya rame! Mungkin banyak calon penonton yang senasib, keabisan tiket 21. Ada kali 100an penonton yang nonton bareng gw. Ada dua hal yang mengganggu gw sebelum film mulai. Pertama, bukannya nayangin trailer, di layar malah nongol iklan Directest: pengetes kehamilan berstandar internasional. Kedua, setelah biasanya puter lagu Ungu sebelum film mulai, kali ini mereka puter Samsons. Please deh. Dari cengkeraman singa ke mulut buaya. Keduanya mematikan.
Film mulai! Deddy Mizwar, seperti biasa bermain cemerlang, didukung tata rias yang bukannya make-up malah make-down. Karakternya idup banget, as if it was really made for him. Tora Sudiro starred as Bonaga [or was it Bau Naga?], yang merupakan duplikat Naga Bonar dalam versi lebih muda, berbaju keren, dengan I-Pod di tangan. Chemistry mereka berdua sebagai ayah-anak dapet aja gitu. Darius, Ully Herbinansyah dan Mike Muliadro cukup ngangkat peranin temen-temen Bonaga yang kocak dan selalu kompakan pake baju mahal kemana-mana [total dari aviator glass sampe sepatu kayaknya diatas 5 juta...]. Wulan Guritno? Aku selalu sukaaaa..... Lukman Sardi peranin supir bajaj ajaib, yang selain ngajar ngaji juga jadi dirijen paduan suara anak-anak, dan bawa La Tahzan-nya DR. Aidh Al Qarni kemana-mana. Ajaib betul... Ada beberapa cameo, Nico Something [yang jadi Maryam], Indra Birowo [jualan karpet], dan Sakurta Kipli Ginting. Dan Julia Perez yang hadir tanpa esensi.
Kekuatan utama film ini ada pada skenarionya. Gw ga nyangka nilai-nilai nasionalisme dan hormat pada leluhur bisa disajikan dengan sangat menyenangkan, bukan dengan cara historis selama 3 jam seperti dalam Gie. Naga Bonarlah satu-satunya film Indonesia yang bikin gw bisa ketawa ikhlas. Sayangnya, guyonannya terlalu lokal dan mungkin bakal susah diterjemahin kalo mau dibawa ke festival internasional. Beberapa lagu perjuangan dimasukkan sebagai sontrek meskipun agak maksa. But overall, the movie rocks.
Film kelar. Tahukah Anda lagu apa yang mengiringi credit title? Yak! Iwan Fals dengan Ijinkan Aku Menyayangimu. Again and again and again. Kayaknya dari jaman Belahan Jiwa lagunya gak ganti juga. Tapi who cares, secara perut kenyang, hati senang.
Verdict: Ternyata masih ada pahlawan film Indonesia selain Nia Dinata dan Kalyana Shira. Ngomong-ngomong, kalo nyari VCD/DVD Naga Bonar di mana yak? Jadi penasaran…
PS: Eh udah ada posternya Kala:Deadtime! Ini harus ditonton, secara ada Shanty...... Kalo sampe gw kelewatan, Apa Kata Dunia?
1 comment:
Wah syg e kk ga nonton "300" ya..Secara thu film=pameran pria2 L-Men.Pasti bikin ngiri deh buat para pria lain,hoho.Khususnya kak ishak lha,,katanya lagi ngbentuk body lwt fitness ya? *dari percakapanku dengan cararroe*...Lho kok kami ktmu jadi ngrasani k'ishak,,,,hehe..about this blog especially. Nagabonar??Jd pgn liat.
Post a Comment