1. Harganya yang 350 ribu. Kalo Matahari gak kasih diskon, gw akan berpikir 20 kali buat ngebelinya. Ehm, sebentar. Mungkin gw TIDAK akan membelinya.
2. Hak 3 sentimeternya yang berbunyi nyaring dan bikin gw merasa sebagai one of the Ellias Clarke’s clackers. Memang, kadang-kadang pekerjaan gw sekejam pekerjaan Andrea Sachs. Untunglah, begitu sampai rumah gw jadi Miranda Priestly dan Upik Babu yang jadi Andrea.
3. Berat! Ini sepatu paling berat yang pernah gw beli. Mungkin beratnya 3 kali sepatu Spalding item gw, yang keringanan dan kenyamanannya diakui oleh salah satu breaker dari Cats Dancers.
4. Brand namenya mengingatkan gw ama alumnus AFI yang tidak terlalu membanggakan gw sebagai rekan sejawat dan satu almamater.
5. Alasan gw beli sepatu ini dulu adalah untuk tampil keren saat wisuda. Yes, I did look good. Saat ini pun they still work for me. Tapi memakainya selama berjam-jam berkeliling kampus bikin gw pengen berhenti saat melewati tempat sampah dan membuangnya.
Verdict: apapun yang terjadi, I’m a keep wearing it, secara mahal dan ga ada rencana beli sepatu lagi setelah Nike coklat yang bikin Mama mencak-mencak ‘Stop buying shoes!’
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment