Monday, December 18, 2006
my newly-discovered talent
Beside being an MC, T-shirt designer, pencela orang, Radja-Ungu-Peterpan-Samsons hater, stage-rocking singer, and biological-brother abuser, I have another newly-discovered talent: accounting.
Semuanya berawal dari titah Boss untuk ikut training of research assistant consultant which turned out to be an accounting class bersama mas-mas dan mbak-mbak dari PMPK. Gw yang pernah syukuran ama temen sekelas karena ga lagi ketemu Pak Agus si guru Akuntansi berkulit hitam berambut kriwil waktu naik kelas 3 IPA, kembali harus berhadapan dengan Kas, Aliran Kas, Depresiasi, Hasil Usaha dan sebangsanya. Kayanya gw harus mulai resepin diri gw obat sakit kepala.
Seakan beban hidup gw belum cukup berat dengan kembalinya akuntansi dalam kehidupan gw, gw juga harus kembali berhadapan dengan Microsoft Excel. Padahal, meksipun enam tahun lalu pernah meraih nilai A- untuk Excel di kursusan, selama itu juga gw gak pernah lagi menyentuhnya. I don’t even remember to put an equal sign to start a formula!
Kerja sebagai Assistant of Financial Analyst for Feasibility Study of RS Adonara NTT dimulai. Kedengerennya aja keren, kenyataannya hari-hari gw dipenuhi dengan entering data, formulating, calculating, nail-biting sambil chatting dan e-mail checking tentunya.
Kenyataan bahwa deadline sudah di depan mata dan orang Bappeda NTT bakal segera datang ambil laporan, I had to work overtime di kampus, bahkan sampai jam 11 malem! Hebat. Selama 4 tahun kuliah mana pernah gw segitunya bela-belain di kampus sampe selarut itu [kecuali saat konser dan semacamnya]. Konsekuensi dari hal ini: meningkatnya dosis kafein, amburadulnya jam makan, tidak terbacanya novel yang udah hampir dua minggu gw sewa, juga terlantarnya adek, rumah dan temen-temen gw. Satu lagi, absennya gw dari gym selama berminggu-minggu. Now I know where orang-orang kantor gw get their Mat Solar’ bellies from.
At last, project was over last Thursday, 11 pm, when dr. Oho said ‘It’s wrapped! Well done everyone!’ I was about to jump shouting ‘Hurray!’ when he continued ‘Besok boleh datang agak siangan, kita mulai proyek baru di Kewa Pante.’
Yah, terserah lah. Keesokannya gw ke gym, puasin hasrat dan rindu ama barbell, dumbbell and Graham Bell. Trus baru ngantor jam 10-30, yang sebenernya lebih pantes disebut siang daripada siangan. Kerja lagi ampe jam 4, sebelum akhirnya disuruh ke klinik karena ada pasien. Ada untungnya juga gw kerja di klinik di deket Malioboro. Kelar jaga, Johnny Andrean Training Centre, I’m coming! Got my hair a cream bath, di mana sebenernya gw cuma pengen pala gw dipijit. Pulang, mandi air panas, dan tidur tanpa menghiraukan ajakan nonton gratis Maliq dan Sova. Ck ck. Hebat bener gw.
Project was officially closed dengan presentasi ama orang Bappeda, dan makan siang di RM Sederhana yang sama sekali gak sederhana. Ongkos makan berlima cukup buat bayarin gw makan siang Nasi Padang selama sebulan dan kalian menamakan diri Sederhana? Yang benar saja.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment