Saturday, December 30, 2006

Dan ambulansnya kepake juga.



Setelah mengurung diri di kamar semalaman gara-gara Nidji pulang dari Anugerah Musik Indonesia dengan tangan kosong karena kalah mulu ama Samsons, persiapan nonton FFI pun gw matengin. Ambulans lengkap dengan staf medis dan paramedis sudah siap di tepi jalan, sekiranya terjadi apa-apa yang bahayain nyawa gw.

Gw sudah siap di depan tipi sebelum jam 9, dengan keripik kentang dan kopi dingin. Acara dibuka dengan begitu garing tanpa konsep jelas oleh Tora, Aming dan Ringgo dan makin mengokohkan posisi kru Indosiar sebagai konseptor live shows paling garing di pertivian Indonesia. Malam sebelumnya gw mati-matian belain grup RCTI yang didakwa temen gw kalo bikin live show selalu wagu, dan debat gw menangkan dengan komentar, ‘Om, lupa kalo masih ada Indosiar?’ Malam itu terbukti gw bener. Bahkan Sarah spesialis-MC-movie-award-but-never-played-in-one Sechan gak bisa buktiin kehebatannya secara kepentok ama skrip yang niatnya lucu tapi gak bikin gw ketawa sama sekali. Keadaan ini diperparah dengan narrator yang mungkin sudah digoreng pada suhu 300 derajat Celcius selama 5 menit sehingga benar-benar garing, dan bikin gw pengen datengin box siarannya dan cekik dia.

Award pertama, Aktor Pembantu Terbaik, dikasih ke El Manik .Gw rela karena maennya emang oke. Aktris Pembantu Terbaik diraih tidak diraih Ria Irawan, Ira Maya Sopha, Rieke Diah P, Reggy Lawalata, tapi Kinaryosih, model papan atas yang ucapan terimakasihnya bikin gw pengen gebuk dia pake papan, secara Pembantu Terbaik gw yang berinisial HLB bahkan bisa kasih speech yang lebih baik. Kekecewaan Ria Irawan pasti sirna karena ngakak ngeliat speech Kinar.

Selanjutnya penghargaan-penghargaan teknis yang gw ga terlalu inget. Ngomong-ngomong, kalo gw jadi Ketua Komite Seleksi FFI, Lentera Merah dan Ekskul bakal gw coret dari daftar 10 film yang masuk nominasi, dan gw ganti ama 9 Naga dan Realita, Cinta dan Rock and Roll. Well, sayangnya gw bukan Jenny Rachman.
Keamburadulan acara makin parah dengan tampilnya Bunga Sunny-apa-kabarmu-kabarku-baik-baik-saja Lestari. Bahkan MTV Indonesia Movie Award pun menampilkan performer yang lebih berkualitas, Garasi dan Sita Nursanti.

Memasuki kategori Aktor/Aktris Terbaik, kondisi gw masih oke. Supir ambulans masih duduk-duduk sambil ngerokok. Begitu Nirina jadi Aktris Terbaik, gw mulai gatal-gatal. Tapi gw masih tahan, secara buat gw para nominator Aktris Terbaik, yang kebetulan cantik-cantik semua, sebenernya gak layak masuk nominasi. Tidak terkecuali the object of my masturbation, Shanty. [Lihat, betapa objektifnya gw!]
Artika Sari Devi yang menangin Best Actress di salah satu international film festival malah ga masuk nominasi. Heran. Gw sedikit terhibur begitu Albert young-Michael-Jackson-look-alike Fakdawer jadi Aktor Terbaik. He deserved the award. Sayang agak-agak banci tampil, pake nyanyi kepanjangan.

Memasuki kategori Sutradara Terbaik, gw harap-harap cemas. Mudah-mudahan Teh Nia Dinata, doa gw dalam ati. Kalo gak ya John de Rantau. Ato kepaksanya Teddy S. Dan Sutradara Terbaik FFI 2006 adalah…. Nayato Fio!! Aaah! Aaah!! Segera memasang nebulizer untuk mengatasi serangan asma berat. Situasi diperburuk dengan firasat mengenai yang bakal menangin Film Terbaik, juga naiknya Mr. Shanker ke panggung yang bikin gw pengen muntahin semua keripik kentang dan es kopi. Bayangkan! Nayato Fio a.k.a Koya Pagayo a.k.a Pingkan Utari, the mastermind behind film-film horror kacangan seperti Panggil Namaku 3x, Missing, dan The Soul memenangkan penghargaan Sutradara Terbaik FFI 2006!

Tanda vital gw makin buruk dengan naiknya Tiada Rotan Raam Punjabi bacain penghargaan terakhir malam itu. Ya Tuhan, dari ratusan insan film, sekian banyak produser, kenapa harus dia…. Dan Film Terbaik FFI 2006 jatuh kepada…. ‘Denias! Denias!’ Gw berteriak penuh harap. EKSKUL!! AAAAAARRGGGHHH!!!! Sesak napas gw memberat, gw nyaris mengalami gagal nafas dan asidosis respiratorik. Untunglah para perawat dengan sigap membopong gw ke ambulans dan melarikan gw ke RS terdekat. Terima kasih paramedis, jasamu tiada tara…

No comments: