Sunday, March 26, 2006
Banyumas: Daily Journal
Day1
Mengawali hari dengan upacara, trus bersiap menghadapi Musuh#2 a.k.a Bu Tuti yang sudah bersiap dengan setumpuk plastik transparansi yang akan ditampilkannya. Tapi Tuhan memang menyayangi orang-orang tampan. Berhubung jumlah koas yang datang Senin itu cuma 4 orang, Bu Tuti pun menarik kembali senjatanya, dan menyatakan gencatan senjata. Kami hanya menghabiskan 20 menit ngerumpi. Jauh lebih singkat dibanding pada kondisi biasa yang bisa mencapai 3,5 jam. Lanjut ke Instalasi Bedah Sentral, ngadep ke residen yang bentuk mukanya sekotak Spongebob, juga Koas-Anestesi’s-Enemy-#1: dr Rudy AS, SpAn…. Awal yang bagus, rupanya ketampananku berhasil memesona dr. ‘Robert-Syarief-look-alike’ Rudy, sehingga di hari pertama bukan bentakan yang kami terima, tapi bertubi-tubi senyum yang menampilkan gigi molar 1 kanan atasnya yang ompong. Begitu urusan operasi kelar, kembali kami menghadap Bu Tuti. Bukan Bu Tuti yang bawa setumpuk plastik transparansi. Bu Tuti yang ini sudah duduk manis menunggu kami di warungnya bersama setumpuk piring, sebakul nasi, bermacam-macam sayur dan lauk. Makan!! Huyeah… Hari pertama, mission accomplished.
Day2
Gw mulai punya kebiasaan baru: poop 3 kali tiap pagi.
Pertama, begitu bangun tidur. Cuma sedikit, namanya juga baru pemanasan.
Yang kedua, ½ jam setelah bangun, setelah minum segelas sereal atau makan sebutir apel. Biasanya lebih banyak dari yang pertama. Tapi belum tuntas.
Ketiga, abis sarapan di kantin segera cari toilet buat pembersihan akhir. Kali ini benar-benar tuntas tas tas…
Sukses menjinakkan dr Rudy, bahkan sempet melakukan intubasi endotrakheal bersamanya, BERHASIL!
Malamnya begadang nonton episode finale Survivor 3.
Day3
Kecintaan gw pada anestesi meningkat dari 10% di minggu sebelumnya menjadi 45%, secara gw mulai enjoy di Banyumas. Tapi tentunya angka ini masih jauh di bawah kecintaanku pada Ilmu Kedokteran JIwa yang mencapai 140%. Pengen segera pulang dan berkaraoke. Maklum, artis. Gak tahan kalo lama gak pegang mic.
Sempat tergelak saat menanyai salah satu pasien.
Dokter: Bu, punya sakit asma?
Pasien: Nggih, gadhah. Asma kula Misnem.
Wah, yang kaya gini kalo gak di Banyumas gak ada nih.
Day4
Pasien yang tidak berperikekoasan memperlakukan gw semena-mena dengan ngajakin operasi jam 6 pagi. Gila! Kurang kerjaan banget mbak? Jam segitu kan enaknya tidur-tiduran sambil denger radio, atau nongkrong di WC. Untunglah jam 8 operasi kelar, dan gw pun menyempatkan diri minum kopi di kantin sebelum operasi berikutnya, meskipun konsekuensinya gw harus mengganti baju operasi gw dengan baju orang awam, ke kantin, trus ganti baju operasi lagi waktu masuk… Gw ikhlas kok melakukan semua ini, demi minuman madat bernama kopi.
Makin terkesima mendengarkan radio-radio swasta di Purwokerto yang ternyata lucu juga, meskipun tampak bahwa stasiun-stasiun radio yang lain berusaha niruin abis Yashika FM.
Day 5
Baru juga bobok siang 15an menit, udah dipanggil buat operasi lagi. Sampe di Kamar Operasi, walah! Pasiennya belum datang… Pasiennya cakep, versi kusamnya Catherine Wilson, tapi manjanya setengah mati. Masa dilepas plestermya di lengan aja jejeritan gak keruan. Payah…Gw kan paling sebel sama wanita cantik tapi bloon. [karena gw Tampan Lagi Cerdas a.k.a TLC].
Novel Allison Pearson setebal 468 halaman berhasil diselesaikan. Ucapkan selamat!
O-i-a, minggu ini gw minum kopi gila-gilaan. Satu gelas di pagi hari, dan segelas lagi di malam hari, jadi 2! Alhasil, agak-agak mabuk kopi, Harus mulai detoksifikasi kafein. Ingatkan aku!
Day 6
Hari terakhir! Hari yang seharusnya ceria dan penuh sorak sorai itu ternyata membuatku menderita. Lha demam, kembung dan lemes terjadi bersamaan. Tapi bukan Mr. Knows-What-To-Do-On-Fever namanya kalo gak bisa mengatasi sakitnya. Semangkuk bakso dan guyuran sinar matahari berhasil menghangatkan gw sampe keringetan dan thermostat gw kembali normal. Persiapan pulang dilakukan, cabut!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment