Monday, March 27, 2006

Anestesi Banyumas: the Review


Seminggu mengembara di Banyumas demi menuntut ilmu, banyak hal yang harus gw korbankan. Berporsi-porsi kopi, lusinan lembar face paper karena masker operasi bikin muka gw tambah mudah berminyak, dan jam tidur yang berkurang. Tapi gw berhasil berhemat untuk online dan menyewa buku, saking gak ada waktu buat ngenet dan baca buku. [Yah...satu buku Allison Pearson saja baru habis terbaca dalam 2 minggu]

Banyak juga hal yang gw pelajari. Ini beberapa di antaranya:
1. Selera musik perawat memang aneh. Tiap kali mas atau bapak perawat nyalain radio, pasti station yang dipilih yang menayangkan lagu dangdut, campur sari, atau semacamnya. Padahal kalo dokter yang muter, setidaknya lagu pop, meskipun kadang sebatas Radja, Peter Pan, dan Ungu yang males banget dengerinnya.
2. Berkomunikasi dengan seorang native speaker Banyumasan udah biasa buat gw. Tapi logat Banyumasan ditambah masker operasi akan menciptakan nuansa baru dan terdengar layaknya bahasa asing. Mungkin bahasa Thailand atau Vietnam.
3. Gw harus bekerjasama dengan dokter-dokter yang aneh. Ada dua dokter, yang satu berasal dari the Land of Gods, Bali, dan satunya berasal dari suku ‘Horas, bah!’. Gw sempet memergoki kedua dokter yang tidur sekamar ini saling memotret dengan henpon. Selain itu, si Bali memanggil si Batak dengan ‘Abang’, dan sebaliknya si Batak memanggil si Bali dengan “Bli’. Duh! Hubungan yang aneh tapi mesra. [atau mesra tapi aneh, ya?].
4. Berita besar yang sempat menggegerkan Karesidenan Banyumas adalah terjadinya wabah penyakit aneh. Suatu hari di Instalasi Bedah Sentral, 8 orang mengantri untuk menjalani ekstirpasi lipoma. Anehnya, mereka berasal dari satu RT. Dan katanya penyakit ini tengah mewabah. Hmm..aneh. Sewaktu gw konfirmasi ke temen gw yang sedang menjalani kepaniteraan di Bagian Bedah, dia bilang ‘Jangankan lipoma, minggu lalu di Banyumas satu RW terkena kanker, 20 orang lebih dioperasi!’ Waduh! Dosa apa yang mereka lakukan hingga terkena azab lipoma dan kanker? Mungkin kebanyakan makan kacang tanah. Lha semua-semua dikasih kacang, mulai dari soto sampe mie ayam…
5. Jadi dokter [dan koas] anestesi capek! Harus datang sebelum pasien datang buat siapin alat, trus mulai menganestesi pasiennya. Begitu pasien selesai dibedah, dokter yang mengoperasi langsung cabut, sementara kru anestesi harus ‘membangunkan’ pasien dan ngawasin sampe pasien siap dikembalikan ke bangsal. Kok mau-maunya mereka ambil program spesialis Anestesi ya?
6. Masker operasi ternyata punya berbagai kegunaan. Pertama, sebagai bagian dari mode. Konon di luar negeri telah dikembangkan masker operasi dalam berbagai gaya, beraneka warna dan corak. Jadi jangan kaget kalo dokter operatornya mengenakan masker polkadot orange. Kedua, masker operasi bisa menghindarkan terjadinya persengketaan layaknya di sinetron Multivision Plus. Gw sempet ngambeg berat saat salah satu dokter menyerobot giliran intubasi endotrakheal gw. Padahal, bagi koas, intubasi endotrakheal lebih berharga dari henpon baru… [gak segitu amat sih..]. Untung gw pake masker, jadi si dokter gak ngeliat bibir gw yang manyun dan siap mengeluarkan sumpah serapah. Untung gw anak baik, jadi misuh-misuhnya dalam hati saja. [tetep wae misuh]. Kalaupun sampe keceplosan, kan gak bakal terlalu kedengeran, ketutup masker ini… Terus lagi, pas giliran gw intubasi tapi gagal, dokter yang sama langsung mengambil alih dengan semena-mena. Dan ternyata… dia gagal juga. Kali ini masker berguna menutupi senyum licik gw yang bemuatan ‘Hehe-situ-gak-bisa-juga’. Kalo dokternya sampe ngeliat gw tertawa penuh kemenangan, bisa-bisa adegan baku mulut Ferry Juan dan keluarga Zarima terulang. Fungsi yang ketiga, menjaga hidung supaya aroma otot yang diestrum dengan kauter tidak terlalu menusuk. [meskipun kadang enak, seperti campuran roti dan daging gosong]. Fungsi berikutnya, tentu saja, melindungi pasien dari infeksi dokter, dan sebaliknya.


I’m glad, super-duper-glad, to announce that I've accomplished the whole four weeks. Phew..finally. Been expecting for so long.... I definitely deserve this 2 weeks of vacation


No comments: