Thursday, July 13, 2006

a week of comfort


Dari dua minggu jatah liburan gw, ternyata gw cuma bisa pake beberapa hari. [thanks to refleksi bedebah yang bikin ujian gw mundur]. Sambil menahan serangan faringitis, gw berhasil selesaiin ujian hari Senin 3 Juli 2006 [Tigajuli? Lara tenan…]. Secara gw tidak merasa berkewajiban terbang ke States untuk ikut merayakan Hari Kemerdekaan tanggal 4, liburan gw nyatakan dimulai saat itu juga.

Hanya 15 menit setelah dinyatakan lulus dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam, gw sudah berada dalam ‘limo’ merah otok-otok temen gw ke arah NAV. Sambil jejeritan nyanyi lagu Radja, Jangan Banci Bilang Pria di mobil.
Dengan suara ala kadarnya dalam rangka faringitis, gw awali karaoke dengan lagu-lagu Simon Webbe yang ambitusnya tidak tinggi. No Worries dan Lay Your Hands terlantun mulus, gw pun memberanikan diri mengambil tantangan menyanyikan Panggung Sandiwara-nya Oom Albar yang ternyata –surprisingly- bisa gw selesaikan dengan huyeah. Selanjutnya, meluluhlantakkan ruangan dengan Let’s Get It Started-nya BEP. Awal yang bagus untuk sebuah liburan. Let’s get it started!

Selasa-nya, hari libur sedunia! Hari dimulai dengan indah dengan berenang 1200 m di Kolam Renang UNY. Selanjutnya, mengantar kepergian temen gw, si Penguin Betina Tanpa Busana, ke Moyudan dalam rangka KKN. Setelah puas mempermalukannya di depan teman-teman barunya, kami melepas kepergian Penguin dengan cipika-cipiki dan tepaka-tepaki [tendangan pantat kanan-tendangan pantat kiri].
Selanjutnya, dalam rangka merayakan kepergian Penguin [yang berarti dunia terbebas dari kericuhan] gw bikin spaghetti buat temen-temen gw. Dimakan rame-rame di Kantin Kopma UGM, sebelum cabut ke AmPlaz. Tumben-tumbenan, 4 Kater bisa berkumpul dan berlibur bersama. Berturut-turut Arum si Celeng Cerdik Ceria Hipertiroid, Mbem si Babi Ngepet Kelebihan Pipi, Mamak Tius si Ndesa Bersuara TOA, dan Shak si Abang Ganteng Penuh Pesona.
Tujuan pertama di AP: 21. Nonton? Gak. Numpang pipis doang.
Tujuan selanjutnya tidak jelas, hanya merambah toko demi toko. Dari Cheaper Cheaper, toko CD entah apa, Centro hingga It’s A.
Arah dan tujuan semakin tidak jelas hingga akhirnya gw dan Mamak terdampar di antrean Rotiboy. Beli? Gak. Ramein antrean doang. Karena tak mau menahan malu ketahuan ngantre tanpa beli, dan karena laper, ujung-ujungnya beli juga.
Selanjutnya, ke Mister Bakso, makan Es Teler Rasa Brongkos yang berkacang merah.
Seakan lupa nasehat dokter sehari sebelumnya untuk berpuasa minum es, gw cari Choco-top di Kedai Dingin McD. Dengan demikian berakhirlah perjalanan 4 orang tercela di Plaza Ambarukmo. Balik ke Sekret, disambut Om Anton si Beruang Besar Tanpa Celana yang mencak-mencak karena gak bisa ikutan jalan. [Koas terus, kapan dolane, Om?]

Hari Rabu diisi dengan memahat otot [buset…] di gym. Secara masih malaise dalam rangka faringitis, kemampuan mengangkat berkurang cukup banyak. Rapopo, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi finalis L-Men of The Year.

Kamis, terdampar di sisi jendela lantai 3 UPT Unit II, dengan ‘the God of Small Things’nya Arundhati Roy, donut Dunkin Lychee-Blackcurrant, cappuccino-in-cup Mirota, dan Sony Ericsson J230 dengan radio FMnya. Terjebak dalam orgasme pribadi, gw sms Om Anton ‘Om.. aku di surga…’ Jarang-jarang bisa punya waktu kaya gini. Oya, urusan donut, Dunkin emang gak ada matinya….

Jumat, gw putusin buat balik ke kampung dengan beberapa tujuan. Pertama, rayain ultah adik gw si Revaldo-Gagal. Kedua, tengokin bokap gw yang sok action hero, nabrak tronton sampe patah kaki dan berencana dioperasi. Babe, ingat umur, dong…

Sabtu, kenikmatan duniawi datang dalam bentuk Pak Yanto, pemijat keluarga. Setelah sekian lama haus akan sentuhan, dahaga gw terpuaskan. Sayangnya dia lebih lama mijit kaki dan tungkai daripada batang tubuh. Padahal M-Spot (Massage-Spot) gw ada di punggung, pinggang dan lengan [calon istriku, ingat ini]. Giliran mijit telapak kaki, dia pake kuku jari jadi gw gak geli. Hebatnya, kalo mijit bagian lain kukunya gak kerasa. Jangan-jangan dia punya tombol on-off untuk keluar masukin kuku.
Siangnya sekompi keluarga dateng dari Salatiga, Ungaran, Klaten dan Jakarta. Tujuannya: tengokin bokap. Wah, jadi most-wanted sesaat gara-gara patah kaki.
Sedikit cuplikan percakapan keluarga:
Tante 1 : ‘Wah, sekarang rambutnya kebalik ya. Dulu kakaknya ikal, adiknya lurus. Sekarang adiknya yang ikal, kakaknya lurus.’
Gw dan Adik : ‘Hehe’
Tante 2 : ‘Jangan-jangan hasil rebounding ni..’ [sambil tertawa karena tidak terpikir keponakannya akan melakukan pelurusan rambut]
Gw : ‘Hehe’ [Rebounding? Basket kali pake rebound..]
Setelah semua tamu pulang, it was time to reveal the truth to Mom that this boy had his hair smoothened. Dan nyokap hanya berkomentar, ‘Oh. Pantesan lurus banget.’ Thanks Ma, untuk tidak menertawakanku seperti beberapa teman [yang sebenarnya sirik karena gw makin menawan setelah di-smoothing].
Sorenya balik Jogja, kondangan. Rencananya malam itu akan menjadi VCD night. Apa daya, udah tepar duluan sebelum nonton.

Minggu, setelah ke gereja berbelanja ke berbagai penjuru Jogja guna menyiapkan salad dalam rangka farewell party Om Anton yang bakal berangkat Banyumas. Pulang belanja, siapin semuanya. Dasar beruang hitam tak tahu diuntung, dibikinin farewell party malah gak dateng dengan alasan ‘sepupuku nikahan’. Payah. Kunyuk. Impotent. Ayo kempesin dia rame-rame! [peace, Om!]
Penguin di Moyudan juga berhalangan datang karena gak ada transport. Malah minta dijemput. Maksud looo?
Akhirnya perut 5 orang tercela buncit kebanyakan salad dan rujak. Kentut gw juga jadi aneh baunya. [Oops]

Seiring berakhirnya hari, berakhir juga liburan gw. Sempat terpikir untuk memberikan grand-closure buat liburan gw dengan menonton Final Piala Dunia rame-rame di kafe. Untung gw batalin, secara harus berakhir adu penalty, padahal besoknya gw harus masuk pagi.
I wish I could have any more time. Tapi it’s okay, secara bisa dapet 6 hari bebas aja udah untung banget… Thank God.

No comments: