Friday, February 24, 2006

neraka 2 minggu

Setelah K3M yang sukses menipiskan dompet gw dan menebalkan badan gw, stase berikutnya adalah Ilmu Kesehatan Masyarakat a.k.a IKM. Dari kasak-kusuk koas-koas yang udah lewat stase ini, didapatkan pernyataan bahwa stase ini bisa dikategorikan sebagai stase liburan atau stase surga.
“Santai aja, wong mau pulang jam 10 pagi aja bisa kalo mau…”, Miss Y, 23 taun, koas.
“Eh, enak banget! Kaya libur, trus bisa jalan-jalan….”, Miss P, 23 taun, koas.
Tapi pernyataan-pernyataan ini tidak bermakna secara statistik!
Stase surga dari Hong Kong? This is hell! Even worse, it’s hotter than hell…

Tapi gw gak bisa salahin mereka, karena yang bikin stase ini begitu menyengsarakan adalah dosen pembimbing gw, Mr. Always-on-time, entah-kejam-atau-gila, the-male-witch dr. Yodi Mahendradhata. Serasa bikin skripsi hanya dengan waktu dua minggu… Situ sih oke, tiap hari kerjaanya cari data, analisis, presentasi. Lha kami? Boro-boro analisis, cara masukin data di SPSS aja lupa…

“Oke, jadi ini direvisi gini, gitu. Trus dibikin lagi yang selanjutnya. Idealnya sih jadi besok. Besok kita ketemu di mana, jam berapa?”, adalah pernyataan yang hampir setiap hari dikemukakannya. Efeknya: tidur siang yang terganggu, konsumsi kopi yang meningkat, duit yang banyak terkuras buat nge-net dan bensin, emosi yang terus berada di puncak, dan tangan yang siap melempar dr.Yodi dengan laptop Apple kakak kelas gw. Masih belum cukup menderita, gw terkena faringitis… wah, alasan dobel buat marah-marah terus…

Untunglah, hari ini semuanya bakal selese, dan tinggal ujian aja besok. Ngomong-ngomong, kemaren gw sempat mengadakan poll ‘Mr Yodi: Kejam atau Gila?”
“Dia gak kejam, kok, baik banget malah…”, temen gw urun komentar.
“Berarti?”, gw senyam-senyum karena berarti tinggal satu pilihan.
“Ya dia gi… eh, gak realistis!”, temen gw menjawab dengan politis.

Realistis gak realistis, toh nyatanya kami berhasil selesein semuanya, meskipun di akhir minggu kedua mata telah membengkak dan rambut meranggas. Well, anyway, we should thank dr Yodi atas caranya yang tidak realistis dalam memperlakukan koas, yang bikin kami belajar sesuatu yang baru [ya kalo belajar…]. Pak Yodi, I know you might not gonna read this, tapi awas kalo sampai nilai kami gak A!!!! [dengan buku statistik karangan Singgih teracung di tangan, siap dilempar]

No comments: