Monday, June 06, 2005

yang bener aja!

Yang bener aja!
Di dinding kamar-kamar kelas 1 Bangsal Matahari RSUP dr Sardjito yang bercat biru itu tergantung loudspeakers guede, yang di jam-jam tertentu akan menyuarakan lagu anak-anak. Mulai dari anak sapi, anak kucing, anak bawang ampe anak haram.
Sore ini, gw lagi cengok di meja perawat sambil menikmati lantunan suara bocah2 imut mengundang nafsu (stop Shak, atau pedofilnya kumat), tau-tau lagu berikutnya adalah "What’s Wrong With You?" alias "Ada Apa Denganmu?" yang dibawakan secara najis tralala oleh band yang sebaiknya tidak usah disebut namanya. Perawat dan pengunjung pun berkomentar "Lha niki cah cilik-cilik rung ngerti apa-apa, kok ditakoni ada apa denganmu? Ya bingung…" Yah begitulah kalo kemampuan otak terbatas. Jelas-jelas ni anak pada sakit di rumah sakit, eh ditanya "Ada Apa Denganmu?" Gue sakit gueblek….
O-i-a… what a day. Gw tadi presentasi di depan residents dan dokter2 spesialis dan dengan sukses menanggung malu karena blompong alias bego. Abisan, semalem ga sempet baca apa2. Secara pagi hampir menjelang dan gw baru sempet baca dikit, dengan kepasrahan gw sms Anton for some tips and tricks untuk presentasinya, dan menanyakan apakah berdandan tampan bisa membantu. And he replied, biarpun dipermalukan paling gak kalo dandan tampan bisa menghibur. So, dandanlah gw secara tampan mempesona seisi dunia pagi ini. Dan in the end ternyata ketampanan gw tidak membantu karena eh karena dokter spesialis yang memandu presentasi (baca: menyerbu gw dengan pertanyaan2) adalah pria sejati, meskipun gak setampan gw tentunya, and is not gay. Jadi selama 30 menit gw tampak bagaikan artis-tak-berotak-nyasar-di-RS. Screw him deh…yang jelas gw lebih tampan. (teteup…)
O-i-a, tadi gw ketemu kakak kelas gw trus kita ngerumpiin salah satu dokter yang penakutnya setengah mati. Masa mau pee harus ditemeni koas, dan kalo koasnya yang pipis dia nungguin di depan pintu toilet? Nah, di suatu malam yang indah di bulan Juni, temen gw jaga bareng dokter yang ternyata selain penakut juga suka kentut. (Beneran nih). Trus, tengah malem ada pasien yang harus diperiksa di lantai 1. Mereka pun harus turun dari lante 3. Secara udah teller, temen gw ngajak naek lift.
"Wah..aku takut naik lift, dik..", si dokter mengiba
"Terserah dok. Aku juga", temenku asal2an ngejawab. (Mungkin akan lebih dramatis kalo dia jawab "Terserah dok. Aku takut naik tangga")
Masuklah mereka ke satu-satunya elevator di IRNA1 Sardjito yang pengap dan leletnya setengah mati itu. Tiba-tiba....
"Dik, dik, kok liftnya serasa naik ya?"
GUBRAK! Jelas-jelas liftnya turun ke lantai 1, dan yang jelas, gedung IRNA 1 cuma sampe lantai 3! Tulung…this is zamannya HP berkamera 2 MegaPixel, masih juga takut naek lift....

No comments: