Tuesday, November 06, 2007

laporan hasil proyek liburan

Masih inget proyek ’1 film sehari’ gw selama liburan kemarin? Ujung-ujungnya gak kelakon juga ni proyek, secara gw gak pake Project Manager kaya kalo di kantor. Yang jelas, ada beberapa film yang bisa gw selesaiin selama liburan. Ini komentar tak penting buat beberapa di antaranya.


Arthur and the Minimoys a.k.a Arthur and the Invisibles [in English-speaking countries]


Minggu-minggu pertama peliara Penguin, gw kasih tunjuk ke temen gw via YM fotonya yang ini:

Dan komentar dia:
’Oh.. So cute... Like a pixie’
’She is’ [She IS LIKE a pixie maksudnya, bukan She IS a pixie]

Dan film ini lumayan jadi pengobat rindu saat berpisah seminggu [hasyah], karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa Penguin punya kemiripan yang kuat dengan ini:


Atau ini:

Lebih dari itu, filmnya biasa aja. Ya standard shrunk-to-ant-sized Hollywood cartoon movie lah. Paling gambar dan warnanya aja yang seru. Tapi menilik film-film animasi yang udah beredar belakangan ini, lumayan gede kemungkinannya masuk nominasi award-awardan.

Oh ya! Pengisi suaranya nggilani! Dari Maddonna, Snoop sampe David Bowie ada di sini. Tapi ya... gak ngaruh-ngaruh amat hasilnya.

Kesimpulan: gw kok malah keingetan ama yang ini:
The Black Dahlia


Film ini diilhami [bukan diangkat] dari kisah nyata pembunuhan Elizabeth Short. Ada dua yang gw suka dari film ini. Pertama, gambarnya yang bergaya noir, emang pantes dapetin nominasi Academy buat sinematografi. Ingetin gw ama salah satu filmnya Shanty. Kedua, endingnya yang twisted! Setelah Lucky Number Slevin yang [monyet!] endingnya gak kesangka banget, Josh Hartnett main lagi di sini. Kali ini sebagai bukan sebagai pelaku, tapi korban ketwistedan. Nah lo, bahasa gw ikutan twisted juga.

Selebihnya, gak jelek lah. Ada beberapa butt-showing scene.

Dan kemunculan bertubi-tubi mayat tersenyum yang ngagetin.
Kesimpulan: Lumayan banget buat gw yang jauh lebih demen thriller daripada komedi romantis.

Capote
Satu-satunya yang gw inget adalah akting Phillip Seymour Hoffman yang dahsiyat. Maksudnya, bukan jenis akting menggebu-gebu penuh gerutu ato tangis-tangisan. Hoffman bermain dengan sangat alami sebagai the flamboyant gay writer Truman Capote. Gesturenya gemulai, dengan jari kelingking terangkat saat memegang gelas. Gaya bicaranya lembut dengan high-pitched voice. Dan gaya pakaiannya yang classy, dengan syal Bergdorfnya bikin karakter Capote idup banget. Biarpun straight, Hoffman lebih alami dan lebih gay daripada asisten pribadi gua.

Menurut gw cerita di film ini sedikit over dramatized, seperti bukunya In Cold Blood: A True Account of a Multiple Murder and Its Consequences, yang konon juga fabricated dan dipertanyakan kebenarannya. Tapi namanya juga felem. Persahabatan Capote ama Perry Smith, yang menimbulkan konflik batin Capote antara kasihan dengan subjek tulisannya dan obsesi menyelesaikan bukunya, justru bikin film ini ’ada rasanya’.

Kesimpulan: Oscar class.


V for Vendetta

Nah, ini baru film! Graphic-novel based movie emang dahsyat! Mulai dari Sin City yang jadi cult movie buat gw, Scanner Darkly yang sampe gw bajak VCDnya, sampai 300 yang jadi favorite movienya banyak pengguna Frenster. V for Vendetta sebenernya udah lumayan lama dirilis, tapi baru sekarang gw sempet nonton.

Lalu, bagaimana hasilnya? Tops!!! Ceritanya agak kompleks, tapi gak ribet diikutin. Dialognya Inggris banget [Gw belajar pisuhan baru, ’Bollocks!’]. Hugo Weaving mainnya keren, meskipun sampe akhir felem gak keliatan mukanya. Natalie Portman cantik banget, dan bisa buktiin dia bisa main total abis.

Saking serunya, film ini [yang gw simpen di HD laptop gw], sempet diputer di kantor pake LCD projector [dia nih, racunnya]. Mumpung Bos ke luar kota sih. Trus gw buka Wiki, dan ternyata trivianya ajrut-ajrutan. Salut aja gak cukup buat pengarang bukunya.
Kesimpulan: ini film kesukaan gw dari film-film liburan tahun ini.

No comments: