Monday, November 13, 2006

F****** Me [the F word is now Forgive]


Saya kira kita beruntung hidup di dunia di mana terdapat tombol Backspace, Delete juga perintah Undo-Redo. Juga keajaiban kecil bernama Re-type Fluid.


Terlepas dari kenyataan bahwa gw ga rayain Lebaran, gw selalu nunggu hari raya ini secara inilah saatnya gw bisa minta maaf ke semua orang tanpa dipandang aneh. Ada banyak ungkapan yang susah diungkapkan di dunia, seperti ‘I love you’ [percayalah, memang susah mengatakannya], ‘She is dead’, ‘I pooped in my pants’, dan tentunya ‘I am sorry’. Ditambah lagi, kultur di Indonesia yang entah bagaimana mekanismenya membuat ungkapan ini susah terucap. Ini kenapa setiap Lebaran gw manfaatin baik-baik buat minta maaf, bahkan ama temen/keluarga gw yang gak rayain Lebaran.

Yes, forgiving and apologizing is not easy to do. Bahkan sepertinya semua orang harus mengambil Mata Kuliah Apologizing I-II dan Forgiving I-II. But I do believe in the power of forgiveness. Gw baru aja nonton Oprah’s tentang seorang bapak yang mengampuni drag racer yang menabrak istri dan anaknya hingga mati. Meskipun tidak serta-merta membebaskan si pembunuh dari penjara, dia ringankan hukuman si pembunuh. It was when forgiveness did its job and changed the murderer’s life. Dia mulai berubah dan sekarang, as the killed-woman did, dia aktif bantuin orang sekitarnya.

Contoh lain adalah gw, tatkala nyokap dan bokap has just found out dari salah satu anak-asuh mereka, that I’ve been [with certain reason and only few people know] smoking for months. Thankfully, apology and forgiveness worked on the right place and time, sebelum gw kecanduan dan bakal susah berhenti. I stupidly left my just-used ashtray beside Simon the Computer and Mas Kelik found it. Crime was commited, confession was made, and there was forgiveness, working its power to reconcile the terribly-shocked-and heavily-crying-parents and their prodigal son. And it also changed me: I quit dan dengan murah hati menyerahkan sisa rokok kepada Mamak Tius. Beberapa jam kemudian pertobatan ini saya sesali karena datang sms dari bokap 'Aku sih gak papa, tapi kok kelik bisa tau?' Wakakaks, bokap yang aneh... But still, I have decided to quit dan sampai sekarang tidak lagi menyentuh rokok.

Anyway, somehow, saat ini saya berdoa bahwa pengampunan, dengan kekuatan maksimalnya, akan membuat seseorang memaafkan saya yang sudah begitu bodoh selama berbulan-bulan. Please. Please. Please...


2 comments:

Anonymous said...

kalo ada mata kuliah 'i love you' 1-10, i'll surely take it:) i don't have many troubles in forgiving, tapi secara i forgive but i don't forget, mungkin saya juga tak akan pernah lulus mata kuliah 'forgiving I-II'. kalo apologizing ... dunno, but somehow i'm just good at it. btw, why should smoking b like such a huge sumthin to apologize for? why do u bother to apologize? many people don't. happy apologizing, feel the relieve (diucapkan seperti kalo ngomong 'met lebaran!! maaf lahir batin yaaaaaa')

shak said...

karena nyokap-bokap gw selalu marahin ABIS-ABISAN anak asuhnya yang segambreng ituh kalo ketauan ngerokok. jadi it's about being a role-model di samping porn-model. begitu.
dan saya dimaafkan karena gw ngerokok untuk alasan stress-relieve, bukan social smoker.
ngomong2, my closing line was not about my smoking... sesuatu yang bikin saya tampak kurang bahagia sejahtera belakangan ini