Tuesday, September 26, 2006

The first to everything


There is always the first to everything. Dua minggu mengembara ke Klaten dan Banyumas, ada banyak hal yang baru pertama kejadian di hidup gw.
Some of those are:


Jahit muka.
Jangankan ngejahit muka, ngejahit bagian tubuh lain yang tidak untuk dipertontonkan seperti ketek, punggung ato bokong aja gw jarang-jarang dikasi. Makanya serasa Paris Hilton menghilang dari Hollywood dan nongol di kamar gw waktu gw dikasi kesempatan buat ngejahit pipi pasien. Cewek lagi. Seumuran gw lagi. Tantangan pun bertambah secara paginya gw minum kopi dan sahabat gw yang bernama Tremor mulai berulah. Tapi bukan masalah, secara selain tampan gw juga penuh ketenangan dan [kebanyakan] kepercayaan diri. Biar tremor, jahitan dengan benang Proline seharga 90 ribu pun berhasil gw buat dengan mudah, murah dan terpercaya. [itu kreditan motor FIF, Mas!]. Si mbak pun tampak puas dan menyalami gw untuk berterimakasih. Juga mbathi dokter ngganteng tentunya.

Pasang kateter cowok
Supaya tidak mengundang pertanyaan, ‘Dua taun ini ke mana aja, Mas?’ karena baru pertama kali pasang kateter cowok, gw diem-diem aja pas satu pasien datang dan harus diganti kateter urinenya. Sekali lagi, tindakan berhasil gw lakukan dengan indah, murah dan terpercaya. Si bapak pun tampak puas dan bahagia memandang selang yang njelatir dari anunya hingga ujung paha.

Fitness di Klaten
Satu hal yang nunjukin saking gak ada kerjaannya gw di Klaten adalah bahwa selama seminggu gw bisa 2 kali nge-gym. Padahal di Jogja bisa sekali seminggu aja udah untung. Secara gw cuma tau 2 gym di Klaten, gw cobalah dua-duanya. Tempat dan alat sih rata-rata, tapi di gym kedua ada mas instruktur yang baek banget. Padahal bayarnya 3 ribu ajah. Lumayan.

Maen naek bus
Memang sebenarnya tidak penting, tapi gw baru pertama kali naik bus dari Banyumas ke Purwokerto buat maen, secara seringnya ada temen gw yang bawa mobil. The best part of traveling on a bus is to watch many kinds of people. Saya suka memperhatikan seperti halnya saya suka diperhatikan. What surprised me was that Banyumas’ ABGs dress the way Jogja’s ABGs do. Tas [sok] distro, buttons, and sneakers. Not bad for such small town.
O-i-a, gara-gara ke-soktau-an my nearly-100-kgs-weighted friend, kami salah turun di terminal lama dan harus cari angkutan lagi ke terminal baru. Secara males tunggu bus, kami iya-in aja pak-pak becak yang nawarin jasanya. Mungkin dia lupa dengan kenyataan bahwa gw+temen gw = hampir 160 kg! Alhasil, nyampe di terminal si bapak tampak kelelahan seperti baru saja bercinta dengan 24 gadis tanpa henti. Atas nama belas kasihan, gw kasih dia satu donut coklat sebagai bonus di samping selembar gocengan.

Jogja-Banyumas naek patas
The last first thing [walah, frase yang aneh] I’ve done was taking a Patas bus on my way home to Jogja. Namanya doang Patas, cepat dan terbatas, tapi jalannya ngerambat. Gw sampe diketawain temen gw lewat sms, secara setelah 2 jam gw baru nyampe Purworejo.
Tapi busnya seru, serasa naik kereta eksekutif. Ada bantal dan selimut di tiap kursi. Ada TV dan VCD player pula. Tapi tetep aja bosen, secara gw jauh lebih suka menyaksikan live performances of para pengamen daripada menyaksikan Peter Pan di VCD. Hal lain yang bikin gw tersiksa adalah bahwa gak ada pedagang asongan yang naek ke bus. Padahal laper…. Begonya, persenjataan gw berupa beberapa choc bar malah gw masukin koper dan gw taruh di bagasi. Perut mulai meronta-ronta dan mendadak dangdut dengan suara kriut-kriut. –berguling-guling memegang perut- Terima kasih kepada temen seperjalanan gw yang dengan iseng menyimpan sebungkus lanting pemberian medical representative di tas-nya. Paling gak bisa membungkam cacing-cacing di usus.
Setelah sekitar 3,5 jam berkendara, nyampe juga gw di Jogja. Ingin menangis rasanya pas gw lewat jembatan layang dan menyadari bahwa gw udah balik ke tempat gw seharusnya: peradaban. Jogja, please welcome your long-lost child….

Well, there is the first to everything, so is the end. Perjalanan ini adalah terakhir kalinya gw ke Banyumas dan Klaten sebagai koas. Akhirnya..

No comments: