Friday, May 30, 2008

Kaca Idaman Lain

Ada beberapa pertanyaan di dunia ini yang sebaiknya dipikirkan berulangkali sebelum dilontarkan. Salah-salah, jawabannya akan menciptakan kecanggungan tingkat tinggi not even Oprah can handle. Contoh. Pertanyaan kepada seorang wanita hamil dengan baby blabber yang cukup signifikan, 'Wah, hamil berapa bulan? Kayanya kandungannya sehat nih' Dan ternyata jawabannya adalah, 'Makasih. Anak gw udah 4 bulan sekarang. Cuma berat badan gw belum turun juga. Tenang, lu orang ke dua puluh yang bilang gitu.' Atau mengucapkan selamat ulang tahun pada calon mertua, 'Selamat ulang taun, Bu. Umur 50 berapa nih?' Sang calon mertua menolehkan kepalanya 30 derajat dan dengan tatapan mata Cyclops berkata 'Makasih. Masih 45 kok', dan Anda tidak lagi dianggap calon menantu.
Dan gw masih heran, how in the world Mrs. Landlord meticulously inspected me as I walked into the house and asked, 'Di kamar teh udah ada kacanya belum?'

Shot to the heart. Gw meleleh di tempat. Gw layu, pucat, punah layaknya pohon oak diterpa global warming. Secarrrra, sekian kali gw lewat depan dia flawlessly clad. Shirt symmetrically tucked in. Poni yang jatuh sempurna. Masih perlukah keberadaan cermin di kamar gw dipertanyakan? Dan gw menjawab 'Yes, Maam. Tentu udah ada kaca di kamar mandi saya, dan saya sangat mencintainya. I grope every single inch of its surface all day. Kiss it every night. I even have sex with it, occasionally.' Semoga itu cukup menjelaskan kecintaan gw pada cermin. Secara buat gw, kebutuhan primer manusia adalah sandang, papan dan cermin. [Ini menjawab teka-teki of how i shed 4-5 kgs in six weeks. Gosh, I can write a best-selling book about it]

Akhirnya gw inget. Beberapa minggu lalu gw minta lemari di kamar gw diganti ama yang lebih gede. Secara, semua kamar di kosan ternyata punya lemari gede yang ada kacanya. By default, sejak hari pertama kamar-kamar itu ditinggali. Dan entah atas konspirasi apa, kamar gw kebagian lemari yang kecil. Dengan provokasi seorang kolega kos, gw berulang kali menghadap Ibu Kos dan minta lemari gw diganti biar sama ama yang lain. Siapa sangka hati Ibu Kos lebih kukuh dari Margaret Thatcher. Ada aja alasannya. 'Kalo cowok kan bajunya dikit'. 'Lemari yang gedenya udah abis, dipake semua. Besok deh kalo ada'. Pendirian Ibu Kos bahkan tidak berubah saat gw melepas satu demi satu helai baju, dan berayun di tiang bendera hanya dengan thong. Padahal trik ini ga pernah gagal sebelumnya. Gw mengibarkan bendera putih. Nyerah.

Beberapa minggu kemudian, Nguin datang! Penguin pun bersatu dengan Pawangnya, meskipun tidak untuk selamanya. Kurang lebih hanya seperti the Close Encounter of the Third Kind. Setelah perjuangan tawar-menawar harga yang lebih alot dari rendang sapi bangkotan, Nguin akhirnya bisa nginep di kosan gw. Eits, jangan suudzon dulu. Dia di lantai bawah, gw di lantai atas.

Singkat kata, singkat cerita, setelah dua malam Nguin kembali ke habitatnya di Jogja. Gw kembali menghadapi kenyataan harus menghabiskan malam-malam yang sepi sendiri, tak ada yang menemani. Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik hati. [Gabruk, Brooke White jatuh dari langit]. Yang jelas karena Nguin dateng, jadi ketauan kalo kamar yang ditempati Nguin ADA lemarinya gede. And the room is vacant. In fact, it's been undwelled for weeks. Ha! Mrs Landlord has nowhere to hide!
Gw langsung set Nyi Blorong Mode: ON, dan siap bertanya, 'Ibu Kos, mana lemari gede yang kau janjikan padaku?!' Belum juga gw tanya, Ibu Kos udah bilang duluan, 'Makasih ya, udah ajak temen nginep sini. Itu besok lemarinya saya ganti yang gede deh'. Mungkin dia takut ngeliat kebaya ijo dan sanggul penuh melati gw.

Dan kita tahu sekarang, siapa yang ketawa terakhir. Gw pastinya. Sehari setelah Nguin balik, lemari setinggi hampir 2 meter sudah terparkir manis di kamar gw. Dengan batang buat gantung hanger. Dengan laci untuk kaos kaki dan dasi. DENGAN KACA 3/4 BADAN! Awww..... Orgasme! This is hot! Fire, baby! Fire! Gw ngerasa hidup gw lebih lengkap. Kaca kamar mandi harus rela gw selingkuh. Tenanglah, wahai Kaca Kamar Mandi. Gw janji. Sex, occasionally.



Yea. Who would need a mirror if she's around.

1 comment:

Anonymous said...

Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik hati. [Gabruk, Brooke White jatuh dari langit]

huh..teganya..dah punya aku yang baik hati kaya gini, masih minta brooke..
"kirim aku malaikatmu..." (cling..David Cook tiba2 muncul sambil nyanyi...'you'll always be my baby...' owowowow)
hehehe...mbales..