Yang ini bener-bener jarang terjadi. Kalo biasanya playlist gw dipenuhi wong landa dari Amerika atau Inggris Raya, kali ini gw kepengaruh sinetron TVRI jaman dulu, A.C.I: Aku Cinta Indonesia. Entah gimana, playlist gw dipenuhi artis-artis dalam negeri. Mengingat yang kayak gini gak selalu kejadian, perlu lah kita bikin reviewnya. I’ll be quick.
Nidji-Breakthru (English Version)
Orang bilang too much of something tidak baik bagimu. Tapi gak kebukti amat buat gw. Nyatanya, I’ve seen them live, watched many videos and live performances on TV, listened so often on the radio and JetAudio, tapi Nidji tetep memuaskan gw dengan Breakthru-English Versionnya. Memang gw akui, ada beberapa lagu yang bikin gw terserang song fatigue, kaya Breakthru dan Don’t Stop (Engkau), secara gw gak pernah suka lagunya dari dulu. Tapi lagu yang lainnya? Tetep ngangkat, tambah seru malah. Terutama versi Inggrisnya Bila Aku Jatuh Cinta (Lights of Love) ama Manusia Sempurna(Angel).
Gak bisa dipungkiri juga bahwa the it factor of the band is the Indomie Goreng-haired Giring. Sayangnya, entah kenapa suara Giring di album versi Inggris kedengaran kurang optimal. Tapi overall, album ini superb. Great remixes, straight-to-the-heart lyrics, and proper pronounciation [catet, gak semua artis Indonesia dapet yang terakhir ini] makes Nidji one of the beyond-expectation Indonesian band.
Evo-self-titled
Elda is the second-best female vocalist I’ve ever seen live (nomor satunya Anggun!). Jadi tidak ada alasan untuk gak dengerin album ini. Evo memang pernah dapet julukan band paling cupu dari Hai, secara mereka nyari vokalis tanpa konsep yang jelas. Coba liat INXS yang udah punya musik yang solid waktu cari pengganti Michael Huthence. Jadi waktu JD Fortune masuk, rasanya tetep INXS. Gw belum dapetin karakter khas musik Evo, tapi secara keseluruhan albumnya cukup ngangkat buat goyang-goyang sambil kerja. Yang jelas, Elda kereeennn!!
PS: Tim Kreatif Indosiar, what was in your head to put Evo a stage with Kangen Band and that stupid Malaysian band? Nggilani.
Tompi-Playful.
Niatnya maen-maen, tapi basi dan maksa. Liriknya terlalu murahan untuk musik dan suara sekelas Tompi. Jauh di bawah harapan. Mungkin perlu cuti PPDS Bedah Plastik dulu untuk sementara waktu.
Ras Muhamad
Satu lagi artis jenius Indonesia, sebagai pionir dalam jurusan dancehall reggae. Gokil! Secara gedenya di New York, wajar kalo lirik dan musiknya cukup mengglobal. Thumbs up!
The S.I.G.I.T
Garage band yang ini dahsyat! Gw bilang malah lebih kick-ass daripada Evo. Vokal gila, musik rancak, lirik seru, paket lengkap! Konon live performance mereka lebih gokil lagi, tapi buat gw albumnya udah lebih dari cukup seru buat didengerin pake headset di kantor. Rock and roll banget!
Tony Q
Gak suka ah. Sebenernya lumayan, tapi baru 1 puteran album udah gw hapus dari playlist. Males.
Maliq and d' Essentials
Ditinggal Dimi buat bersolo karir [serius, Mbak?], gak bikin Maliq keteteran. Mereka balik dengan album kedua, dengan kemasan yang lebih segar, makin fashionable, makin lincah dengan koreografi panggung [which is new buat band Indonesia]. Musiknya juga makin Maliq. Sayangnya kemakin-Maliqan ini malah bikin gw bosen. Gw inget dulu bisa puter album 1st bolak-balik tanpa bosen, tapi lagu yang nyantol di album kedua cuma Heaven ama De Ja Vu. Aku ingin Maliqku yang dulu! O-i-a, ngomong-ngomong Angga ama Indah kayaknya musti belajar solfes lagi. Masih parah-parah aja tuh falesnya.
D’Cinnamons
Ha! Ini dia pengikut Ten 2 Five, dengan konsep yang lebih sederhana dan lebih akustik lagi: 3 orang, 2 gitar dan 1 bas. Vokalisnya, Dodo, punya suara mirip Shakira dengan cengkok Alanis. Pemain basnya cakep meskipun namanya aneh, Laut. Sayangnya, sama seperti Ten2Five, di lagu-lagu berbahasa Indonesia D’Cinnamons juga kedengeran kendor. Padahal konon tadinya album ini mau dibikin full English, tapi akhirnya mereka turutin kata produser buat masukin bahasa Indonesia. Ya sudahlah, toh albumnya enak, adem di kuping. Bolehlah buat pengantar tidur.
The Fly
Gw kaget waktu infotainment bilang B’Jah keluar dari The Fly buat lanjutin kuliah. Heh? Kuliah juga tu orang? Infotainment bikin gw kaget lagi waktu The Fly umumin vokalis baru mereka: Gian a.k.a Firman Siagian dari Indo Idol 2. Oke, biarpun jerawatan at least he can really sing. Tapi bakal nyatu gak ama musik The Fly? Jawabannya ada di single Mencintaimu, yang begitu pertama denger intronya gw langsung tau ini The Fly, dan ternyata asik-asik aja pake suara Firman. Seru! Masalahnya, keseruan itu tidak ditemukan di banyak lagu. Alhasil, album If Loving You Is Wrong, I Don’t Want to Be Right cuma bisa diputer beberapa kali. Tapi, tetep, The Fly + Gian is way mooore fly than The Fly + Bjah.
Naif-Televisi.
Ini dia! One of my all-time fav band. Album dibuka secara gokil dengan single Televisi. Ke belakang, Naif banget! Vokal David yang kayak bunglon, lirik yang kocak, permainan musik yang mantab dan rapi dari dulu, bikin album ini huyeah banget. Kalau tangan gw ada 5, gw kasih 5 jempol buat mereka.
Slank-Slow But Sure.
Pertama denger singlenya, Selalu Begitu, kok lucu. Dengerin albumnya, lucu juga, meskipun gw bukan Slanker. Yang jelas, beruntunglah Slank memiliki fans yang sangat loyal, secara tidak semua penikmat musik tidak merasa risi mengetahui ada lagu berjudul ‘Lapindo’.
Sherina-Primadona.
Gw pernah menghujat habis mbak yang ini, secara single-nya Sendiri, gak cocok banget ama suaranya yang gak ngerock. Cih! Amy-Lee-wannabe. Mana livenya fales, videonya niru Hysteria-nya Muse, air mata palsu dari stick-on-glitter-tatoosnya juga nggak banget. Makanya cukup gambling juga meluangkan waktu untuk dengerin seluruh albumnya. Ternyata, oke kok. Terutama di lagu-lagu bahasa Inggris. Pencapaian yang cukup mengembirakan, secara dia tulis-aransemen-produserin sendiri lagu-lagunya. Yang jelas, beberapa tingkat lebih asyik daripada si Gita yang cuma bisa falsetto dan bawa-bawa nama bapaknya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
Keep Ruckinrull..
viva the insurgent army.
lookin for The SIGIT lyrics, visit my blog.
direct url ---> prasignature.blogspot.com
Post a Comment