Thursday, March 08, 2007

Mizone, dengarkan ini!


Kalau saja the Coca Cola Company sebagai produsen Mizone cukup jeli, mereka bakal jadi sponsor buat ketiga film Alejandro Gonzales Innaritu. Secara, diperlukan 100% konsentrasi buat nonton film-film ini.

Berdasarkan pembelajaran bahasa Spanyol gw yang dihentikan hanya dalam beberapa minggu, Amores Perros berarti Pencinta Anjing. Bukan Irwansyah dong. Salah satu karakter kunci di film ini emang asuphilia alias pencinta asu. 21 Grams berasal dari entah-mitos-atau-fakta bahwa saat seseorang meninggal, bobot tubuhnya berkurang 21 gram, dan seberat itulah jiwa manusia. Babel menceritakan tentang kekacauan yang menyatukan orang-orang di beberapa belahan bumi. Agak maksa sebenernya kalo mau disambungin ama kisah Babel dari Kitab Kejadian.

Pada dasarnya, ada beberapa hal yang sama pada ketiga film ini. Pertama, jalan cerita yang acak, seakan mengajak penonton bermain puzzle untuk menyusun kerangka waktu dalam cerita. Dalam Amores Perros, sekuens cerita dibagi cukup jelas, seperti pada Berbagi Suami, dengan satu peristiwa yang menyatukan karakter-karakter. 21 Grams sangat semena-mena secara susunannya acak-adul dan bikin gw bersyukur menontonnya di VCD karena bisa semena-mena juga fastforwarding and rewinding. Dalam Babel, Innaritu dan script-writer Guillermo Arriaga berbaik hati dengan tidak terlalu mengacak-acak jalan cerita. Kedua, di tiap film ada satu peristiwa yang menyatukan karakter-karakternya, dan entah bagaimana peristiwa ini selalu berhubungan dengan kecelakaan di alat transportasi darat dan menampilkan banjir darah. Ketiga, film-film ini mengajak kita ngeliat dari sudut pandang masing-masing karakter, bagaimana satu peristiwa bisa berdampak berbeda bagi banyak orang. Di Babel, untuk ngebantu rasain apa yang dirasain gadis Jepang bisutuli di sebuah diskotek, tiba-tiba musik dan suara dimatiin. Keempat, akting keren dan alami para pemain. Lupakan Mr.Angelina-Jolie atau Pria Terseksi Dunia Menurut People, di Babel Brad Pitt tampak buruk rupa, lelah, kumel dan tua.

Kalo gw bilang, Babel adalah versi eksklusif (baca: big-budgeted) dari kedua film sebelumnya. Secara, syuting dilakukan di empat negara, dengan empat bahasa. Lebih ekstrem dari Crash yang menampilkan berbagai ras di satu kota aja. Sayangnya, karena kebaikan hati Innaritu tadi, di pertengahan film I was like ‘ayolah buruan, apa yang menyatukan semua orang ini?’, dan keluar dengan ‘Heh? Gitu doang?’. However, tidak sedikit pun gw ngerasa rugi keluarin 20 ribu buat nonton-tidak-hemat.

Anyway, kalo disuruh urutin ketiga film ini, I’d say that Amores Perros is one I like the most, and Babel being the least. Tapi buat gw there’s always room for such movies, yang ajakin kita ngeliat satu hal dari banyak sudut pandang. Cukup mengerikan bagaimana hidup ternyata bisa sangat misterius. Innaritu, gw tunggu film berikutnya.

2 comments:

Anonymous said...

Fyi,The Departed menang di Academy Award 2007, sang sutradara pun meraih the best director.
Filmnya diputar sekitar okt 2006 lalu di 21...Hayooo,uda nonton belum??
Babel juga memboyong satu oscar,tp lupa e kategori apa..
21 grams?hmmm baru aja mau nonton.

Anonymous said...

eits eits.. berarti gw harus nonton leonardo retardo? gak deh, makasih